Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Tabalong

Webinar Literasi Digital Kabupaten Tabalong; Bijak Masuki Ruang Digital Bersama Literasi di Era 4.0

Avatar
550
×

Webinar Literasi Digital Kabupaten Tabalong; Bijak Masuki Ruang Digital Bersama Literasi di Era 4.0

Sebarkan artikel ini
Webinar Literasi Digital Tabalong
Webinar Literasi Digital Tabalong

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema “Bijak Masuki Ruang Digital Bersama Literasi di Era 4.0”. di Kabupaten Tabalong, Selasa (9/11/2021) pukul 14.00 Wita.

TABALONG, Koranbanjar.net – Acara dibuka Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Samuel Abrijani Pangerapan dan Bupati Tabalong Anang Syakhfiani, ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Dipandu oleh moderator Aulia Mawardhika, yang menghadirkan narasumber pertama Dyan Fitri Nugraha dengan materi tentang ‘Bebas Terbatas’.

Dyan mengatakan, fungsi penggunaan internet sebanyak 24,7 persen sosial media dan 29,3 persen chatting. Sedangkan aktivitas lain adalah mengakses berita, layanan perbankan, mengakses hiburan, jualan daring, belanja online, layanan informasi barang atau jasa, layanan publik, layanan informasi pekerjaan, transportasi daring, game e-commerce, layanan informasi pendidikan dan layanan informasi kesehatan.

“Obat bebas dibeli tanpa resep dokter, namun dengan jumlah yang terbatas dan terdapat peringatan pemakaiannya. Sama halnya dengan internet atau kanal digital, penggunaannya dan kebebasan ekspresinya harus dibatasi dan terdapat peringatan di dalamnya,” tuturnya.

Kata dia, bebas namun terbatas, pada hakekatnya agama, norma dan nilai-nilai kebaikan adalah sebaik-baiknya menjaga diri.

“Maka hindarilah kesusilaan, pencemaran nama baik, perjudian, pemerasan atau pengancaman, kerugian konsumen, sara dan kekerasan,” ucapnya.

Dyan menambahkan, sebelum share alangkah baiknya cek kebenaran informasi yang didapatkan, cek kepentingan pesan tersebut apakah relevan untuk dibagikan atau cukup hanya untuk diketahui pribadi, juga seberapa penting pesan tersebut sehingga harus dibagikan, sebelum menyebarkan tentukan waktu yang tepat saat ingin menyebarkan pesan tersebut.

“Jika informasi tersebut lolos dari 3 poin sebelumnya maka sebarkan namun bila tidak simpan untuk diri anda sendiri atau hapus,” ucapnya.

“Era digital tidak hanya soal transformasi teknologi, namun juga ujian bagi jati diri,” tutupnya.

Narasumber kedua Agus Edi Winarto dengan materi tentang ‘Memahami Batasan Dalam Kebebasan Berekspresi dan Menyalurkan Bakat di Dunia Digital’.

Agus menjelaskan, mengapa ada konten negatif di media sosial? Yaitu karena adanya niat orang untuk tujuan jahat, adanya masalah gangguan psikologi, rendahnya literasi digital.

Juga rendahnya kesadaran moral dalam beretika, rendahnya kesadaran rasa tanggung jawab, rendahnya kesadaran atas dampak sosial, rendahnya kesadaran dalam memilah dan memilih ih dan rendahnya kesadaran berdemokrasi dan bertoleransi.

Pahami batasan dalam melakukan kebebasan berekspresi di dunia digital karena dari 274,9 juta penduduk Indonesia, 202,6 juta pengguna internet dan 170 juta di antaranya pengguna media sosial terhitung Januari 2021.

“Karena baik buruknya kita dalam melakukan kebebasan berekspresi di dunia digital dapat mencerminkan siapa jati diri kita dan karena apa yang sudah kita tanam itulah yang akan kita tuai,” tuturnya.

Selanjutnya narasumber ketiga Eddy Suriyani dengan materi tentang ‘Keamanan Digital’.

Eddy menyebutkan, berdasarkan hasil riset McAfee, 80 persen responden asal Indonesia menyatakan bahwa mereka khawatir dengan serangan cyber.

“Namun ironisnya, McAfee juga menemukan bahwa hasil banyak orang Indonesia yang belum sadar dengan bahaya celah keamanan digital,” ucapnya.

Aturan keamanan digital untuk pengguna internet yang wajib diketahui ialah, simpan data rahasia secara offline, periksa keandalan situs web, gunakan kata sandi yang kuat, gunakan autentikasi dua faktor.

Kemudian, hindari tautan online yang mencurigakan, perbarui komputer, waspadalah terhadap wi-fi dan unduhan gratis, periksa kembali informasi online, dan amankan koneksi internet anda dengan VPN.

Terakhir Eka Nugraha dengan materi tentang ‘Belanja Online? Atau Nabung?’

Eka mengatakan, yang menjadi latar belakang belanja online yaitu, kemudahan dalam berbelanja, hobi browsing Instagram dan marketplace, self love atau self reward, diskon dan cicilan 0 persen, dan hobi jajan atau paylater.

Kemudian, beberapa hal yang harus diperhatikan saat belanja online yakni, Cari tahu reputasi penjual, cek harga dan ulasan produk, baca deskripsi produk, hindari transfer langsung, cek paket dan hilangkan jejak data.

“Kelebihan belanja online ialah, praktis, pilihan yang bervariasi, banyaknya promo atau diskon, dan sistem pembayaran lebih mudah,” ucapnya.

Adapun, kekurangan belanja online yakni bisa mengganggu manajemen keuangan, barang tidak sesuai ekspektasi, cenderung membeli barang yang tidak diperlukan, dan rawan penipuan.

“Menabung adalah aktivitas menyisihkan sebagian uang dari pendapatan untuk disimpan, manfaatnya untuk memiliki dana darurat, mencegah berhutang dan Merdeka keuangan,” tuturnya. (Jwt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh