Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotabaru menggelar penyuluhan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan melakukan pengasapan atau fogging sebagai tindak lanjut peningkatan kasus Demam Berdarah di awal tahun 2024, bertempat di Desa Sebelimbingan, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru.
KOTABARU, koranbanjar.net – Kegiatan dipimpin oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kotabaru H Arya Nor Abdi SKM MM yang berlangsung di Kantor Desa Sebelimbingan, Selasa (6/2/2024).
Penyuluhan bertujuan untuk menekan angka DBD dan memutus mata rantai penularan DBD di Kabupaten Kotabaru, khususnya di Desa Sebelimbingan.
“Mulai awal tahun sampai Februari 2024 ada 43 kasus di Kotabaru yang tersebar di beberapa Kecamatan, dan terakhir ada 2 kasus DBD di Kecamatan Pulau Laut Utara Desa Sebelimbingan, sementara itu untuk kasus DBD yang sangat tinggi melalui data yang kami terima ada di Kecamatan Pamukan Barat Sengayam, di mana terdapat 10 kasus,” jelasnya.
Sekretaris Dinkes Kotabaru menuturkan pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian DBD.
“Hari ini kami melakukan fogging di Sekolah Dasar Desa Sebelimbingan, Masjid dan rumah warga setempat, serta gotong royong dalam memberantas pengembangbiakkan nyamuk aedes aegypti,” ujarnya.
H Arya Nor Abdi SKM MM juga menjelaskan tempat berkembangbiaknya nyamuk melalui sampah-sampah plastik yang menampung air.
“Sebagian besar adalah sampah-sampah plastik yang di dalamnya ada air dan itu merupakan media pengembangbiakkan bagi nyamuk aedes aegypti,” katanya.
Pihaknya juga memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dan membagikan bubuk abate, gerakan satu rumah satu jumantik, beserta edukasi yang berkaitan menambah wawasan masyarakat, untuk mencegah penularan DBD oleh Dinas Kesehatan maupun Puskesmas setempat.
Selain itu, mengoptimalkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus, yakni menguras, menutup tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
“Kita sudah melakukan fogging, tapi lebih penting pemberantasan sarang nyamuknya, dengan cara membersihkan, menguras dan mengubur yang akan menjadi sumber-sumber sarang nyamuk, serta disarankan tidur menggunakan kelambu,” tuturnya.
Sedangkan untuk ‘Plus’ pada gerakan 3M plus diantaranya, menaburkan bubuk larvasida di tempat penampungan air yang tidak mudah untuk dibersihkan, menggunakan obat nyamuk untuk pencegahan gigitan atau penularan dari aedes aegypti, menggunakan kelambu di kamar atau tempat tidur, serta menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender dan geranium.
Adapun upaya lainnya yang sudah dilakukan Dinkes Kotabaru dalam pencegahan dan pengendalian DBD diantaranya yaitu, penyuluhan masyarakat tentang pencegahan dan kewaspadaan terhadap DBD, Pelaksanaan fogging focus hanya bagi daerah yang sudah dilakukan penyelidikan Epidemiologi dan termasuk kriteria pelaksanaan fogging.
Dinas Kesehatan Kotabaru akan meminta seluruh puskesmas Kotabaru untuk melakukan penyuluhan tentang DBD secara serentak dan akan mengerahkan kader-kader posyandu serta TP PKK untuk melakukan Penyuluhan maupun himbauan tentang DBD.
Pihaknya juga akan bekerjasama dengan Radio Gema Saijaan untuk menyiarkan kepada masyarakat tentang pentingnya mencegah penyakit Demam Berdarah.
Sementara itu, Kepala Desa Sebelimbingan Akhmad Zainuri mengharapkan dengan adanya penyuluhan tentang DBD ini akan menambah wawasan bagi masyarakat agar tidak ada lagi yang terkena DBD.
“Semoga yang ikut dalam penyuluhan ini bisa menambah wawasan terkait kebersihan lingkungan di rumah masing-masing, dan dapat menyampaikan apa hasil dari penyuluhan tersebut kepada sanak keluarga maupun warga lainnya, tentang demam berdarah tersebut,” ungkapnya.
Ada pun orang yang terserang DBD, gejalanya demam tinggi hingga mencapai 40°C, nyeri kepala berat, nyeri pada otot, sendi, tulang, dan bagian belakang mata. Kemudian, terdapat bintik-bintik atau bercak merah pada kulit 2 hingga 5 hari pasca demam, serta perdarahan dari hidung, gusi, atau bagian bawah kulit. (bay)