BANJARBARU, koranbanjar.net – Warga yang tinggal di sekitar Sungai Rimba Jalan Tonhar, Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru merasa terganggu dengan bau tak sedap, berasal dari Sungai Rimba.
Bau tak sedap itu diduga berasal dari limbah pabrik tahu sehingga mencemari Sungai Rimba. Airnya mengalir di dekat pemukiman warga. Selain bau busuk, indikasi adanya pencemaran; warna air sungai itu juga tampak menghitam.
Warga setempat yang mengeluhkan menyebut, selain limbah tahu, juga ada ‘sumbangan’ kotoran ternak serta sampah ke Sungai Rimba.
Menurut keterangan warga setempat, Mukanan, dulunya Sungai Rimba masih sering digunakan warga untuk mandi serta mencuci kala masih jernih dan bersih.
Berbeda sekarang, aliran sungai itu sudah tak seperti dulu. Mukanan merindukan momen bermain di sungai kala dulu, dan mengharapkan pemerintah bisa memberikan solusi.
“Kalau musim hujan kita kena banjir yang bercampur limbah, sedangkan musim kemarau terkena dampak limbah tahu dan ternak. Aromanya sangat menyengat, kasus ini sebenarnya sudah bertahun-tahun,” ujarnya Kamis (21/11/2019).
“Kita hanya minta solusi dari pemerintah bagaimana cara mengatasinya, yang jelas laporan sudah berulang berkali dari warga namun tidak ada tindak lanjut,” sambung Mukanan.
Menurutnya, warga sudah melapor melalui RT, Pemko melalui DLH Banjarbaru, DPRD serta beberapa pejabat lainnya sudah pernah mengecek ke lokasi namun hingga sekarang menurutnya, nihil solusi.
“Sejauh ini yang dilakukan pemerintah hanya pembersihan sungai dari sampah bukan solusi normalisasi sungai. Kita masih terdampak, mohon perhatiannya dari Pemko. Dulu air sungai bening sekali, bisa dipakai mandi dan mencuci. Sekarang malah jadi sarang penyakit,” keluhnya.
Senada dengan Mukanan, warga lain yang akrab disapa Bu Yadi mengaku merasakan dampak yang sama.
“Setiap hari bau, apalagi mulai sore hingga malam sangat menyengat. Amis pokoknya campur-aduk, bukan hanya itu bahkan saat musim kemarau kemarin air limbah sampai masuk ke dalam sumur. sehingga air sumur pun tak bisa dipakai dan berwarna kuning,” katanya.
“Kami merasa seperti dianak tirikan di sini. Padahal Landasan Ulin kan termasuk Kota Banjarbaru. Tetapi pencemaran ini sudah bertahun-tahun seperti tak diperhatikan,” keluhnya.
Parahnya lagi, ia menceritakan, dirinya sempat berulang kali dilarikan ke rumah sakit karena penyakit asma yang dideritanya kambuh lantaran bau tidak sedap.
“Kami tersiksa kalau ada tamu, karena aroma bau busuknya, biar pakai pengharum ruangan tetap saja kalah bau. Dulu pernah warga sini sampai mau demo, tapi kata RT nanti diurusi, nyatanya tidak ada kejelasan hingga saat ini,” tandasnya.
Terkait keluhan warga sekitar Sungai Rimba ini, koranbanjar.net akan mengonfirmasi pihak terkait di Pemko Banjarbaru. (ykw/dra)