Kelangkaan stok bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan bio solar di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Tanah Bumbu, begitu sangat terasa oleh masyarakat setempat.
TANAH BUMBU, koranbanjar.net- Pasalnya, beberapa bulan terakhir di 2021 ini, banyak masyarakat mengeluhkan tentang minimnya ketersediaan bahan bakar jenis premium.
Salah satu keluhan itu disampaikan warga Batulicin, Gilang (30). Ia mengatakan, saat ini sangat sulit untuk mendapatkan BBM jenis premium.
“Sulit sekali sekarang untuk mendapatkan premium, nanti kalau ada pasti antriannya sangat panjang juga,” ungkapnya Jumat (4/6/2021).
Senada dengan Gilang, Amang Irwan (35) mengaku turut merasakan hal yang sama terhadap kelangkaan BBM jenis bio solar.
“Bio solar kadang sangat sulit juga ditemui, karena antriannya yang sangat panjang. Terkadang hampir 15 sampai 20 antrian baru bisa dapat,” tuturnya.
Mengenai kelangkaan BBM jenis premium dan bio solar itu, salah satu Pengawas SPBU di Tanah Bumbu, Sayyed Najamuddin angkat bicara.
Menurutnya, kelangkaan BBM jenis demikian disebabkan, adanya batasan pengambilan di pangkalan Pertamina.
“Bensin dua kali seminggu datang, sementara untuk bio solar selama delapan hari itu 3 kali datangnya,” kata Pengawas SPBU Batulicin, Sayyed Najamuddin ini.
Ia menjelaskan, memang untuk bensin di tempatnya terbilang begitu sangat langka. Pasalnya, ketika ada maka akan cepat habis.
“Kalau bensin datang antriannya sangat padat, biasanya tiga jam langsung habis kalau premium, itu kuota 8.000 tangki,” jelasnya.
Di samping itu, ia mengutarakan terkait bakal adanya isu rencana penghapusan mengenai bensin.
“Kalau di provinsi sudah, kabupaten yang belum katanya. Itu keputusan dari pusat katanya, kalau di Banjarmasin sebagian sudah di provinsi,” jelasnya.
Sementara untuk bio solar, kelangkaan terjadi lantaran cukup membludaknya yang membeli. Sehingga, memang jarang ditemui.
Untuk diketahui, harga premium saat ini di Tanah Bumbu, Rp 6.450 per liter, sementara bio solar Rp 5.150, lalu Pertalite Rp 7.850, dan Pertamax Rp 9.200, serta Pertamina Dex Rp. 10.450.(ags/sir)
maaf ikut komentar. klo masalah dibatasi oleh pertamina itu sih bukan masalah selama dijual normal. pasti mencukupi. yang membuat tidak mencukupi karena menumpuknya pelangsing dengan mobil sudah dimodif tangkinya.. tiap hari itu2 saja yang antri. belum lagi pihak yang mendapat jatah.