Horman (53), warga Desa Madang Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) berhasil mengembangkan ide usaha kreatif pembuatan wastafel atau alat cuci tangan menggunakan teknologi sensor, Senin (10/8/2020).
KANDANGAN, koranbanjar.net – Awalnya, Horman merupakan pengrajin box speaker. Namun karena situasi pandemi virus corona (Covid-19) minat pelanggan menjadi sepi dan pihaknya terpaksa beralih profesi.
“Dapat inspirasi saat teman meminta agar dibuatkan wastafel menggunakan sensor, kemudian kita kembangkan,” kata Horman.
Membuat wastafel menggunakan sensor, Horman hanya mencontoh sebuah gambar yang diberikan temannya.
Bahan yang digunakan dalam pembuatannya cukup sederhana, yakni pipa paralon ukuran 1,5 inci sampai 3/4 inci, selang, tanki bekas, kap lampu gantung, serta triplek.
“Karena bekerja sendirian, dalam sehari kita hanya dapat menyelesaikan 2 buah wastafel sensor,” tuturnya.
Harga wastafel sensor ini cukup bervariatif, dibanderol dari Rp 650 Ribu sampai dengan Rp 1,5 Juta.
Wastafel sensor milik Horman telah dipesan diberbagai daerah seperti di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) kemudian diluar daerah seperti Sampit, Palangkaraya, bahkan dari luar pulau Kalimantan.
“Banyak pemesanan dari daerah Kalsel dan diluar daerah, tetapi sementara belum kami kirim karena terkendala berbagai penyesuaian,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, pihaknya juga terkendala untuk mengembangkan usaha kreatif wastafel sensor. Sebab, modal usahanya belum terlalu besar untuk memesan bahan baku pembuatan tersebut.
“Sementara belum ada bantuan, tapi kami akan melihat perkembangannya dulu. Setelah itu akan kita coba usulkan kepada pemerintah daerah,” ucapnya. (MJ-30/maf)