BARABAI, KORANBANJAR.NET – Warga Hapingin RT 09/03 Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dihantui rasa cemas. Pasalnya, jalan lingkungan di desa mereka “tenggelam” alias amblas hingga mencapai kedalaman 1 meter.
Keretakan jalan poros desa Hapingin Menuju desa ilung Pasar lama atau ke desa Dangu ini panjangnya sekitar 60 Meter, sedangkan jalan yang terbelah semula hanya 20 hingga 30 centimeter, Sabtu ( 1/6/2019 )
Jalanan yang juga berdampingan dengan sungai Batang Alai membuat poros jalan semakin menurun sehingga tanah anjlok sekitar 50 cm.
Pantauan koranbanjar.net di lokasi Sabtu siang , masyarakat sudah memasang rambu-rambu di sekitar lokasi jalan.
Warga setempat, Ahmadi koranbanjar.net mengaku terkejut melihat kondisi jalan tersebut. “Saya terkejut ketika mengetahui jalan di desa kami anjlok ke bawah dan mengalami keretakan, sebelumnya kami melihat kondisi jalan tersebut sudah retak, namun keretakan sebelumnya, seperti keretakan biasa saja, sebab retaknya jalan hanya kecil dan tidak memanjang, ” ujarnya
Dijelaskan, jalan ini merupakan jalan penghubung antar kecamatan Batang Alai Utara dan Batang Alai Selatan melalui desa Limbat dan Ilung Pasat Lama. Unttuk sementara kendaraan bermotor seperti roda 2 masih bisa melewati, sedangkan untuk roda 4 sudah tidak bisa lewat.
Dia menambahkan, ada 4-5 rumah persis berhadapan dengan keretakan jalan tersebut, jarak antara rumah dan badan jalan berjarak 3 hingga 5 meter, namun warga tetap waspada, apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.
Pada saat koranbanjar.net kembali ke lokasi kejadian, Minggu ( 2/6/2019 ) sekitar jam 14.00 wita tanah yang sebelumnya amblas sekitar 50 ccm kini menjadi lebih dari 1 meter
“Harapan kami sebagai warga sekitar hanya ingin perbaikan secepatnya, supaya warga yang mau ke Ilung atau ke Birayang tidak jauh memutar , warga yang menggunakan roda dua pun tidak was-was saat melintas,” ujarnya.
Selain ahmadi, sopir angkot jurusan Ilung – Banjarmasin merasa bingung sebab kalau mau menjemput penumpang ke desa Dangu harus berputar ke desa Limbar yang jaraknya mencapai 6 km.
“Padahal kalau tidak terjadi kejadian ini paling sekitar 1 km langsung dari rumah saya menuju desa Dangu, mau menaikkan tarif, banyak pelanggan tetap di desa Dangu, terpaksa rugi di BBM,” ungkapnya.
Ini sangat berdampak kepada kelancaran aktifitas warga , sampai-sampai warga harus memutar mencari jalur yang kebih aman dengan jarak sekitar 6 km. (mdr/sir)