Sebanyak 60 peserta peserta pelatihan tematik turun ke sawah bantu percepat Luas Tambah Tanah (LTT) di Poktan Karya Murni, Desa Mampai, Kecamatan Kapuas Murung, Kabupaten Kapuas, Rabu (11/11/2020).
KAPUAS,koranbanjar.net – Program food estate yang dikembangkan oleh pemerintah menyasar semua wilayah kecamatan di Kabupaten Kapuas.
Tidak terkecuali Kecamatan Kapuas Murung yang mendapat target 2500 ha.
Purwadi, Koordinator BPP Kecamatan Kapuas Murung mengungkapkan, data kemajuan realisasi pelaksanaan kegiatan food estate. Dia menyebut kunci kemajuan LTT ada di pengolahan tanah.
Ada 2500 ha untuk Kapuas Murung, hingga hari ini (11 Nopember 2020) sudah sekitar 1292 ha yang olah tanah.
“Olah tanah ini menjadi kunci penambahan luas tanam, karena benih sudah ada,” ujar Purwadi.
Dalam pelaksanaannya dibutuhkan kecepatan kerja untuk mencapai target itu, mengingat keterbatasan dalam banyak hal di lapangan terkait persiapan lahan.
Karena itu dalam rangka pelatihan tematik yang berlangsung di BPP Kapuas Murung, peserta melakukan praktek skala luas di Poktan Karya Murni Desa Mampai, sekaligus membantu percepatan persiapan tanam.
Pelatihan itu sendiri berlangsung selama 3 hari dari 10 sampai 12 Nopember 2020, yang digelar oleh BBPP Binuang bekerjasama Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas.
Praktek langsung diikuti oleh 60 peserta pelatihan pengelolaan lahan rawa dan peserta manajemen kelembagaan tani. Semua adalah petani yang terlibat dalam program food estate.
Marhaenis Budi Santoso mengungkapkan, perihal kegiatan peserta turun sawah membantu mengerjakan persiapan lahan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu Poktan terdekat dengan BPP Kapuas Murung.
Namun, turun sawah juga merupakan bentuk praktek lapangan bagi peserta pelatihan pengelolaan lahan rawa dan peserta manajemen kelembagaan tani.
Peserta melakukan praktek mengolah lahan, mengapur, membuat semaian. Itu semua materi pelatihan dalam pengelolaan lahan rawa.
“Namun, peserta manajemen kelembagaan pada dasarnya juga bisa menerapkan kerjasama yang baik dalam kegiatan usaha tani,” ungkap Marhaenis.
Dalam pengantaran praktek lapangan, Marhaenis sebagai Fasilitator menjelaskan ada 4 kunci sukses tindakan teknis di lapangan dalam mengelola lahan rawa.
Terdiri, pengelolaan air, penataan lahan, pengelolaan kesuburanlahan, dan pengelolaan sistem produksi usaha tani.
Marhaenis juga mengungkapkan bahwa masalahnya bukan hanya di aspek teknis saja.
Tapi, mulai dari masalah kondisi lahan, sarana prasarana, kelembagaan petani, sikap petani dan penerapan teknologi yang masih terbatas.
Masalah besar itu tidak bisa diatasi sendiri-sendiri, tetapi harus diatasi bersama. Karenanya petani harus berubah.
“Semua masalah yang dihadapi dalam pengelolaan lahan rawa harus dipandang sebagai musuh bersama,” kata Marhaenis.
Ditanyai tentang progres program tanam, Ketua Poktan Karya Tani, Syahrani mengungkapkan bahwa poktannya ada target 45 ha dan hingga sampai hari ini baru sekitar 3 hektar yang sudah diolah.
Masalah utamanya ada di alsintan yang terbatas. Syahrani menyebut hanya ada 3 traktor roda 3 (Hand Traktor).
Sebagai Ketua Poktan, Syahrani menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan tenaga dari peserta pelatihan yang sudah membuatkan semaian, membantu menyebar kapur dan mengolah tanah.
Lebih lanjut Syahrani berharap, jika diperkenankan traktor yang dipakai pratek ini sementara ditahan di sini (Poktak Karya Murni), supaya pengolahan bisa terbantu.
“Kami sangat membutuhkan alsintan. Dengan luasan 45 ha bagaimana bisa cepat dengan 3 traktor roda dua” kata Syahrani.
Menyikapi hal tersebut, jajaran Penyuluh Pertanian Kecamatan Kapuas Murung akan terus mendampingi dan mencari peluang untuk bisa mendapatkan alsintan dari tempat lain, sambil terus menyemangati petani agar tak berhenti bekerja (mbs/bbppbinuang/dya)