Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar menyebutkan total jumlah air bersih yang sudah didistribusikan sekitar 3 bulan terakhir hingga hari ini sudah mencapai 2.253.400 liter.
BANJAR, koranbanjar.net – Adanya krisis air bersih merupakan dampak kemarau panjang, dialami 11 kecamatan dengan 4.460 KK atau 15.864 jiwa.
“Hingga hari ini masih terus distribusi air bersih kepada sejumlah warga di berbagai desa,” kata Kepala BPBD Kabupaten Banjar, Warsita.
Pendistribusian guna memenuhi keperluan harian warga yang terdampak kesulitan mendapatkan air bersih.
Menggunakan 2 unit truk tangki berkapasitas masing-masing 5 ribu liter, tim gabungan BPBD Kabupaten Banjar suplai air bersih ke Desa Limamar Ulu dan Limamar Ilir Kecamatan Astambul.
Air bersih langsung disalurkan ke tandon-tandon kosong yang berada di tepi jalan desa, guna disalurkan kembali kepada ratusan warga untuk keperluan memasak dan minum.
Namun, kali ini suasana sekitar lokasi suplai air bersih kali ini berbeda dari biasanya. Cukup sepi.
Biasanya puluhan warga antusias membawa berbagai tempat penampung air untuk antre mendapatkan air bersih secara eceran dan segera membawanya pulang.
Sepinya antrean cukup beralasan lantaran beberapa sumur bor di desa setempat sudah berair karena seiring turunnya hujan dalam seminggu terakhir.
Meskipun tidak sejernih sebelumnya, namun masih bisa disiasati warga dengan cara diendapkan dengan tawas.
”Kalau habis air bersih yang dikirim BPBD, kita pakai air sumur bor, tapi warnanya masih kuning. Kita endapkan pakai tawas dulu satu malam baru jernih dan bisa dipakai,” ucap warga Desa Limamar Ulu, Ahmad Yani.
Berbeda dengan Mardiah warga Desa Limamar Ilir. Ia mengaku air sumur bor yang berwarna kuning tidak dimanfaatkan untuk memasak dan minum.
“Untuk keperluan harian harus membeli air kemasan galon,” katanya. (dya)