Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Terpuruk! Operasi Pasar Belum Jadi Solusi Tepat, Peternak Terancam Gulung Tikar

Avatar
206
×

Terpuruk! Operasi Pasar Belum Jadi Solusi Tepat, Peternak Terancam Gulung Tikar

Sebarkan artikel ini

BANJARBARU, koranbanjar.net – Operasi pasar yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu di beberapa daerah di Kalsel, ternyata belum bisa menjadi solusi tepat guna menstabilkan harga ayam pedaging. Bahkan, saat ini harga ayam broiler atau ayam ras semakin terpuruk.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalimantan Selatan (Kadisbunak Kalsel) Suparmi mengatakan, ayam broiler saat ini dikisaran harga Rp.10.000 hingga Rp.16.000 perkilogram.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Ada indikasi oversupply (over kapasitas). Operasi pasar tidak efektif, harga ayam pedaging kini masih rendah. Saat ini, harganya bervariasi. Tetapi, belum mencapai Harga Pokok Produksi (HPP) sekitar 18 ribu,”ujarnya saat ditemui usai acara supply demand dan tata niaga ternak hasil peternakan di ruang rapat H. Maksid Kantor Setdaprov Kalsel Banjarbaru, Kamis (3/10/2019) siang.

Dirinya menjelaskan, penyebab utama anjloknya harga ayam pedaging di Kalsel dikarenakan kapasitas produksi yang melimpah. Sementara tingkat konsumsi masih tetap.

Ia juga mengungkapkan, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk kembalikan harga ayam menjadi normal. Sementara, diduga kuat karena adanya kelebihan kapasitas anak ayam.

“Makanya, kita akan terus menghitung berapa kebutuhan Day Old Chicken (DOC) atau anak ayam sehingga tidak terjadi lagi over kapasitas, lalu dengan cara pengurangan produksi DOC dan penundaan penetasan,”katanya.

Diakuinya, operasi pasar ayam broiler yang sudah dilakukan sebelumnya belum membuahkan hasil yang signifikan. Sebab, kegiatan tersebut hanya bersifat jangka pendek.

“Produksi DOC di Kalsel sebanyak 66 juta ekor. Sedangkan, kebutuhan Kalsel hanya sebanyak 54 juta. Sisanya, kita suplay ke daerah tetangga seperti Kalteng dan Kaltim,”ucapnya.

Anjloknya harga ayam broiler atau ayam ras dianggap sangat merugikan para peternak, khususnya peternak mandiri.

“Sebab, peternak menanggung DOC dan pakan yang sangat merugi itu peternak mandiri. Dengan harga ini, petani ayam mandiri mengalami kerugian sebanyak 98 persen. Bahkan, terancam gulung tikar dan hanya dua persen yang masih bisa bertahan dan kebanyakan di daerah Hulu Sungai kebanyakan,”pungkasnya. (ykw/maf)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh