Pengadaan lahan untuk pembangunan SMA maupun SMK di wilayah Banjarmasin Selatan bakal macet, hal itu dikarenakan terkendala Kode Rekening Belanja.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Masalah ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Banjarmasin, Nuryadi dalam wawancaranya kepada media ini di ruang kerjanya Kantor Disdik di Jalan Piere Tendean Banjarmasin, Jumat, (23/6/2023).
“Dalam pengadaan lahan untuk SMA maupun SMK di wilayah Banjarmasin Selatan kami tidak memiliki Kode Rekening Belanja yang tepat,” ujar Nuryadi.
Untuk itu dirinya meminta pengertian Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pendidikan, karena Kode Rekening Belanja tersebut tidak serta merta dapat dibeli oleh Disdik Kota Banjarmasin.
Walaupun lanjutnya sudah ada beberapa tawaran lahan untuk pembangunan SMA atau SMK, namun di Kode Rekening milik Pemko Banjarmasin tidak ada slot atau daftar rinciannya. Terkecuali untuk pengembangan sekolah SD atau SMP, tetapi itu pun juga sudah mencukupi, hanya saja ada beberapa lokasi perlu dipikirkan, jika kebanyakan bisa dipindah.
“Nah itulah yang diperkenankan oleh Kabupaten Kota. Mungkin sama kesulitan-kesulitan dalam pengadaannya,” ungkapnya.
Sehingga sambung Nuryadi, pihaknya berharap agar Pemprov Kalsel mau mendengarkan harapan Pemko Banjarmasin, apalagi terkait pendidikan di suatu wilayah.
Pertimbangannya adalah, jumlah sekolah SMP lebih banyak dari SMA maupun SMK. Saat ini terdata di Disdik Kota Banjarmasin ada 35 banguan sekolah SMP sementara SMA hanya ada 12 sekolah.
“Jadi untuk SMA harus ada tambahan, terutama SMK di wilayah Banjarmasin Selatan karena daerah sana adalah kawasan industri,” terangnya.
Seperti diketahui, salah satu wilayah di Kecamatan Banjarmasin Selatan adakah Mantuil. Wilayah ini sangat menginginkan dibangunnya SMA, terutama sekolah Kejuruan (SMK) mengingat tingkat kelulusan SMP yang ada di Mantuil sangat banyak mencapai 300 siswa.
Dewan Kelurahan Mantuil, Hamdani pernah mengungkapkan, para remaja Mantuil saat lulus SMP atau Tsanawiyah bingung ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah.
Pasalnya, para lulusan tingkat pertama di Mantuil ini jika ingin melanjutkan ke SMA atau SMK, terpaksa harus keluar wilayah Mantuil yang jaraknya kurang lebih 4 sampai 5 KM. Sementara diketahui jumlah penduduk di Kelurahan Mantuil berkisar 17 ribu.
Kemudian, ada dua buah Sekolah Menengah Pertama (SMP), Tsanawiyah Byna Takwa dan SMP Negeri 20. Total jumlah siswa keseluruhan 1.300.
Adapun terkait usulan pembangunan SMA atau SMK ini, dirinya sudah membicarakannyakepada pihak Disdik Kota Banjarmasin dan Provinsi. Bahkan ia mengaku sudah bertemu dan mengungkapkan permasalahan tersebut, kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin juga Disdik Provinsi.
Untuk lahannya tambah Hamdani sudah siap dengan ukuran kurang lebih 1,5 hektar.
(yon/rth)