MARTAPURA – Teramat memprihatinkan. Muhammad Ridho (11 tahun), selain menyandang Autis, (Autis merupakan gangguan perkembangan pada anak, baik dari komunikasi, serta gangguan pada perilaku. Red), sejak sekitar 15 hari, kini keadaanya diperparah karena menderita peradangan syaraf tulang belakang.
Akibat keadaan itu, anggota tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali, lemas, bahkan dia tak mampu berbicara dengan jelas.
Ketika wartawan koranbanjar.net bertandang ke rumahnya di Jl. Martapura Lama Km 14,800 RT 1 No 2 (seberang Kantor Pemasaran Perumahan Zhaki Indah Perkasa) Sungai Tabuk, anak ini hanya bisa terbaring lemas menatap langit-langit ruang tamu rumahnya yang hanya seluas 3×4 meter.
Matanya terlihat sayu, dia hanya bisa meneteskan air mata dan berteriak, mengisyaratkan sakit pada tulang punggungnya.
Ridho menderita penyakit radang saraf tulang belakang ini sudah selama 15 hari, sewaktu bangun tidur ingin mandi dan berangkat sekolah. Namun tiba-tiba kakinya langsung lemas, sehingga dia terjatuh.
Tetapi Ridho terus merangkak, mengambil tasnya dan bersikeras ingin pergi ke sekolah sambil menangis. Walaupun orangtuanya melarang, karena keadaannya yang sedang sakit.
Sampai sekarang dia tidak bisa berdiri, bahkan duduk sekalipun. Setelah konsultasi dengan dua dokter, ternyata penyakit Ridho berasal dari ususnya yang terserang bakteri. Kemudian bakteri itu tidak hanya menyerang ususnya, tetapi juga menyerang saraf tulang belakang hingga mengakibatkan dia tidak bisa menggerakan seluruh anggota tubuhnya, terkecuali kepala.
Jika berduduk, posisi kepalanya tidak bisa tegak, sakan tak punya tulang leher, jadi harus ditahan dengan tangan maupun bantal.
Lebih menyedihkan lagi, Ridho terlahir dari keluarga yang tak mampu. Dia putra dari pasangan Ramadhan (42) dan Faridah (33).
Ayahnya hanya bekerja sebagai buruh serabutan, terkadang sebagai mekanik bengkel panggilan, danterkadang juga buruh angkut batu bata di pabrik pembuatan batu bata dekat rumahnya.
“Sebagai mekanik panggilan sekarang tidak seenak dulu lagi, terkadang sebulan hanya dua kali dipanggil,” ujar Ramadhan.
Dulunya Ridho belajar di SLBC Negeri Pembina Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan, saat bersekolah di sana sebagai anak yang aktif dalam segi belajar dan bermain.
Ridho sempat ingin dibawa kerumah sakit, namun malangnya karena Jamkesmas dan BPJS belum ada, sehingga Ridho tidak bisa dibawa ke rumah sakit.
Meski sempat membikin BPJS, namun dipersulit. Hal itu membuat orangtuanya putus asa, sehingga hanya bisa pasrah dan berdo’a semoga Ridho cepat sembuh.
“Semoga Ridho cepat sembuh dan bisa bermain lagi seperti sebelumnya, dan bisa bersekolah lagi,” pungkas gurunya Ridho Farida Syarifah Fatimah S.Pd
Berkaitan dengan keadaan yang dialami Ridho, beberapa pihak mencoba menggalang bantuan, termasuk dari tim koranbanjar.net. Bahkan, sejak melihat kondisi Ridho, relawan dari Koran Banjar, Imade Chandra Husen melakukan penggalangan dana pada malam pembacaan puisi di Siring Km 0 Banjarmasin.
Dari hasil penggalalangan dana terkumpul bantuan sebanyak Rp397.300. Nah, bagi Anda yang berminat memberikan donasi kepada Ridho dapat mengirimkan bantuan dengan menghubungi nomor telepon ibu kandungnya, Faridah ke : 0813-5176-4337.(sen)