Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Bencana dan Sosialisasi Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Se-Kalimantan Selatan digelar di Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu, Selasa (4/6/2024).
TANAHBUMBU,koranbanjar.net – Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana, termasuk perwakilan pemerintah daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), organisasi non-pemerintah, serta para ahli dan praktisi di bidang kebencanaan.
Acara yang berlangsung di Gedung Serba Guna Kabupaten Tanah Bumbu ini dibuka oleh Bupati Tanah Bumbu HM Zairulllah Azhar.
Bupati menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan koordinasi antarinstansi dalam menghadapi berbagai potensi bencana yang dapat terjadi di wilayah Kalimantan Selatan.
Ia juga menekankan perlunya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana melalui sosialisasi dan edukasi yang berkelanjutan.
Rapat koordinasi ini merupakan langkah strategis untuk menyamakan persepsi dan langkah dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Kami berharap, melalui forum ini, kita dapat memperkuat sinergi dan koordinasi antar seluruh pemangku kepentingan, sehingga penanganan bencana di Kalimantan Selatan dapat lebih efektif dan efisien,” ujar Bupati Tanah Bumbu.
Rapat koordinasi ini tidak hanya membahas tentang strategi dan kebijakan kesiapsiagaan bencana, tetapi juga menyajikan beberapa sesi pemaparan dan diskusi mengenai best practices dalam penanganan bencana.
Salah satu sesi yang menarik adalah pemaparan dari BPBD Provinsi Kalimantan Selatan yang memaparkan tentang peta risiko bencana di wilayah tersebut, serta strategi mitigasi yang telah dilakukan dan rencana yang akan datang.
Selain itu, Forum PRB Se-Kalimantan Selatan juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mensosialisasikan berbagai program dan kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan. Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Forum PRB juga menekankan pentingnya pendekatan berbasis komunitas dalam kesiapsiagaan bencana, mengingat masyarakat lokal adalah pihak pertama yang terdampak dan merespons saat bencana terjadi.
Salah satu perwakilan dari organisasi non-pemerintah, Yayasan Kemanusiaan Tanah Air, memberikan presentasi mengenai pentingnya pendidikan kebencanaan di sekolah-sekolah.
Mereka mengusulkan integrasi materi kebencanaan ke dalam kurikulum sekolah dasar hingga menengah, agar sejak dini, anak-anak sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar dalam menghadapi situasi darurat.
Acara ini juga memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi tentang tantangan yang dihadapi di lapangan.
Salah satu isu yang mencuat adalah perlunya peningkatan infrastruktur dan fasilitas penanggulangan bencana, terutama di daerah-daerah yang rawan bencana seperti banjir dan tanah longsor.
Rapat koordinasi diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama oleh seluruh peserta yang hadir. Komitmen ini berisi tentang upaya kolaboratif dalam pengurangan risiko bencana dan peningkatan kesiapsiagaan di Kalimantan Selatan.
Penandatanganan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat kerjasama dan koordinasi antarinstansi serta komunitas dalam menghadapi berbagai ancaman bencana di masa depan.
Dengan adanya Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Bencana dan Sosialisasi Forum PRB ini, diharapkan Kalimantan Selatan dapat semakin siap dan tangguh dalam menghadapi bencana, serta mampu meminimalkan dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat dan lingkungan. (bpbd kalsel/dya)