Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menaruh harapan besar pada generasi milenial dalam pembangunan pertanian.
BANJARBARU, koranbanjar.net – Menurut SYL, milenial harus berani menjadi petani atau mendirikan start-up pertanian.
“Usaha pertanian itu paling pasti untuk dilakukan. Selain untuk ekonomi, bisa juga membuka lapangan kerja. Coba bandingkan dengan usaha tambang yang membutuhkan waktu 10 tahun – 20 tahun baru bisa mendatangkan hasil. Kuncinya adalah ada kemauan dan pintar dalam membaca peluang,” ujar Mentan Syahrul.
Sebab Kementerian Pertanian fokus pada peningkatan kapasitas petani milenial karena masa depan pembangunan pertanian ada dipundak generasi muda.
Ditambahkan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan sudah saatnya pertanian dikelola generasi milenial.
Di tangan milenial pembangunan pertanian akan dijalankan. Menurutnya, petani milenial adalah penggerak sektor pertanian, khususnya dalam menghadapi industry 4.0.
“Menggunakan kreativitas dan inovasinya. Sehingga, pertanian ke depan menjadi modern. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya, tetapi juga berorientasi ekspor.” kata Dedi.
Kali ini Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru sebagai sekolah pendidikan vokasi pertanian, yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan daya saing dan kompetensi siswanya untuk dapat bersaing di Dunia Usaha ataupun Dunia Industri (DUDI).
Bentuk upaya yang dilakukan adalah dilaksanakannya kegiatan magang atau disebut juga Praktek Kerja Lapang (PKL) bagi 83 siswa kelas XI Tahun Pelajaran 2022/2023, yang akan dilaksanakan selama 6 bulan lamanya.
Seperti diketahui sekolah telah memberikan pembekalan atau coaching PKL pada pertengaham Juni lalu. Kali ini sekolah mengirimkan siswanya secara bertahap ke tempat magang terhitung sejak Senin (19/6/2023) sampai Senin (3/7/2023).
Adapun tempat magang siswa berada di Industri dan Dunia Kerja (Iduka) yang terdapat di wilayah Kalimantan Selatan, yaitu diantaranya Kelompok Tani, P4S, Perusahaan Sawit, Pengolahan Makanan, Instansi Pemerintah, dan di Tefa SMK-PP Negeri Banjarbaru.
Adapun 83 siswa ini terdiri dari Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan Sebanyak 28 orang, Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura sebanyak 36 orang, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian sebanyak 19 orang.
Dijelaskan Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso, menerangkan bahwa PKL adalah salah satu dari bagian proses pembelajaran. Semua aturan yang telah diterapkan di sekolah, juga berlaku di lokasi magang.
“Namanya magang adalah proses pembelajaran, hanya saja bedanya pembelajaran dilaksanakan di luar sekolah, sehingga semua ketentuan yang ada di tempat magang harus diikuti,” ujar Budi.
Hal utama dalam pelaksanaan PKL ini bukan saja mengenai pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga mengenai etika, sopan santun kalian ketika pelaksanaan PKL nanti.
“Bagaimana cara kalian bergaul di masyarakat, bgaimana caranya berkomunikasi dengan pekerja yang ada disana. Saya berpesan selama di tempat PKL jaga Kesehatan, tetap belajar dan pelajari ilmu yang didapat di sana, etika tetap dijaga, saling mengingatkan sesama teman, kompak, dan saling melindungi,” pungkas Budi (Tim Ekpos SMK-PP Negeri Banjarbaru/dya)