BANJARBARU – Sebagai jaminan kualitas mutu Sekolah Dasar di Banjarbaru, Dinas Pendidikan Banjarbaru menerapkan Siswa SD Bebas Buta Akasara Al-Quran.
Program siswa bebas buta aksara tersebut merupakan satu dari 5 pendidikan karakter yang sedang diterapkan saat ini di pendidikan Banjarbaru, yakni religius, akhlak mulia, cinta kepada tanah air, cinta lingukan hidup dan berjiwa kemandirian atau kewirausahaan.
“Terkait dengan karakter religius, selain intelektual siswa bagus kami ingin juga religius mereka bagus,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Hj Rahmah Khairita kepada koranbanjar.net.
Salah satu indikator suksesnya karakter religius, menurut Khairita adalah paling tidak siswa bisa baca Al-Quran sebelum lulus SD.
Ia tidak menginginkan siswa SD di Banjarbaru tidak bisa membaca Al-Quran. Apalagi ujarnya di Banjarbaru mayoritas pemeluk agama Islam.
“Harus seluruh muslim yang lulus SD ini tidak ada lagi yang buta Al-Quran. Kalau yang non muslim disesuaikan agamanya masing-masing,” ungkapnya.
Hal ini sudah diterapkan di sekolah model, yakni 5 SD dan 3 SMP. “Tapi kami tidak ingin hanya sekolahan itu saja, namun seluruh sekolahan juga harus menerapkan,” tutur Khairita.
Sebagai percontohan, ada 5 SD mewakili kecamatan masing-masing Kota Banjarbaru yang sudah menerapkan baca Al-Quran. Ia berharap jangan hanya sekolahan swasta dan MTsN saja yang menerapkan, tapi juga sekolah lain .
“Kita harus menjamin kepada orang tua, bahwa apabila lulus SD jaminan kualitas mutu sekolah-sekolah di Banjarbaru adalah bisa membaca Alquran,” jelasnya.
Terkait guru-guru yang mengajar baca Al-Quran, Khairita mengatakan bahwa mereka sudah memetakan guru-guru untuk mengajar Al-Quran baik dari SDM nya serta kualitasnya.
“Kan di sekolah sudah ada guru PAI, namun jika sekolah masih kekurangan guru pengajar ngaji silakan tarik guru di luar, ‘kan ada dana BOS,” tutup Khairita. (dra)