Disinggung tentang kemungkinan terjadinya krisis pangan secara global, salah satu Legislator Kalimantan Selatan Dapil 6, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru, Iskandar Zulkarnain menyarankan masyarakat mulai bertanam singkong dari sekarang.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Menurutnya, guna menghadapi kemungkinan terjadinya krisis pangan dan inflasi yang sangat tinggi, tidak salahnya masyarakat mulai bertanam singkong atau ubi jalar dengan menggunakan pekarangan atau lahan kosong tidak terpakai.
“Sekarang kan bahan pokok serba mahal, hingga saat ini tidak ada penurunan harga terutama beras. Dan tidak menutup kemungkinan kita akan menghadapi krisis pangan,” terang Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan ini, di Banjarmasin, Senin (30/1/2023).
Selain itu, singkong atau ubi jalar dapat menjadi salah satu alternatif pengganti beras seperti gandum, jagung, dan sagu, serta sangat mudah ditanam tanpa perawatan khusus.
“Tinggal ditanam, disiram tinggalkan begitu saja tanpa harus dipupuk pasti tumbuh dan singkong atau ubi jalar paling lama 3 bulan sudah bisa dipanen,” tuturnya.
Disamping salah satu makanan pengganti beras yang sehat karena kadar karbohidratnya sangat rendah juga dari sisi bisnis sangat menjanjikan.
“Apalagi singkong lumayan juga harga per kilonya sekarang, 6 sampai 8 ribu satu kilo,” ucapnya.
Bahkan sekarang menjadi salah satu produk home industri yang diolah menjadi berbagai jenis camilan yang terbuat dari singkong atau ubi jalar.
“Coba liat orang-orang di desa, yang kerjanya bertani, dari dulu sampai sekarang sehat-sehat aja malah masih bertani turun ke sawah, salah satunya mereka sering makan singkong,” tuturnya lagi.
Kembali soal kemungkinan terjadinya krisis ekonomi atau pangan secara global, Politisi PPP ini memprediksi akan lebih berdampak pada masyarakat di perkotaan.
Karena lebih lanjut, kehidupan ekonominya hanya berorientasi pada sektor bisnis atau swasta dan pemerintah. Jika kebutuhan pangan krisis, meskipun uang banyak dikatakan Iskandar tidak ada artinya.
“Mau beli apa tidak berguna uang, sebab beras atau pangan lainnya tidak ada yang jual, mau apa,” ucapnya.
Oleh karena itu sambungnya, dirinya sangat berharap peran pemerintah terutama di bidang ketahanan pangan agar sejak dini sudah mempersiapkan langkah-langkah menghadapi krisis bahan pokok tersebut.
“Jangan hanya memikirkan pembangunan, dalam kondisi sekarang persoalan ini lebih utama yang harus dibahas dan lakukan langkah antisipasi,” pungkasnya. (yon)