Swasembada pangan tak dapat ditawar-tawar lagi. Harga mati bagi Desa Kramat Kecamatan Amuntai Selatan Kabuapten Hulu Sungai Utara (HSU). Sinergi Kostratani, Poktan Amuntai Selatan giat bertani dalam menopang swasembada pangan.
HULU SUNGAI UTARA,koranbanjar.net – Sebagai produsen pangan bagi kabupaten di sekitar HSU, mengingat luasan lahan panen dan tanam silih berganti tanpa henti.
Tanggal 25 Agustus 2020, baru selesai panen padi yang ditanam varietas Mikongga di hamparan panen seluas 25 hektare, dengan produktifitas 6.56 ton per hektare.
Ketua Poktan Hikmat Membangun H Rani menuturkan bahwa awal september 2020 sudah memasuki musim tanam lagi seluas 25 hektare, varietas padi Mikongga
Hal senada disampaikan Pasukan Kostratani BPP Amuntai Selatan Dewi Novita Andriani PPL Desa Kramat.
Demikian hal yang sama itu diungkapkan Budiono selaku widyaiswara BBPP Binuang saat komunikasi dengan Kepala BPP Amuntai Selatan Rahmani, Senin (07/09/2020)
Secara terpisah diperoleh informasi laporan perkembangan luas lahan tanam baru di Kabupaten Hulu Sungai Utara
“Hingga awal September 2020 mencapai 600,74 hektare dari total 1.516,25 hektare,” ungkap Budiono.
Sebagaimana arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), dalam berbagai kesempatan meminta kepada seluruh Tim Satgas Pangan di kabupaten/kota dan propinsi.
Bekerja lebih giat membantu petani, kawal proses produksi petani sejak sosialisasi inovasi teknologi hingga informasi pasar.
“Saya minta, Satgas Pangan agar bekerja maksimal baik para Gubernur, Bupati, Kadis, Kapolres, Dandim, dan Kajari agar lebih maksimal lagi dalam membantu mensejahterakan petani,” kata SYL.
Harus tegas, sambung dia, demi jaminan ketahanan pangan nasional. Jangan sampai ada orang-orang yang bermain, hanya membeli tapi keuntungannya lebih besar dari petani.
Menindaklanjuti arahan Mentan, Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dr Dedi Nursyamsi MAgr menegaskan, semua jajaran badan penyuluhan pengembangan sumber daya manusia pertanian dan dinas pertanian di kabupaten/kota.
Harus memaksimalkan peranan dan fungsinya dalam membantu petani mengawal dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.
Kepala BBPP Binuang DR Yulia Asni Kurniawati MSi mendukung kepada para widyaiswara dan penyuluh pertanian untuk bekerja sama.
Mewujudkan transfer teknologi untuk mendukung ketersediaan sarana produksi, informasi teknologi budidaya, pasca panen, pengolahan hasil hingga pemasarannya.
Sehingga akan menjadi daya tarik untuk terciptanya enterpreneur dikalangan petani milenial bersama penyuluh pertanian yang milenial juga.
“Ayo, optimis membangun pertanian milenial dengan semangat yang milenial juga,” pungkas Budiono. (budiono/bbppbinuang/dya)