BALIKPAPAN, KORANBANJAR.NET – Pesawat Rangkong Air, tipe pesawat Boeing 737 series 900 PK-ROA dengan flight number RA096 dari Balikpapan menuju Surabaya mengalami kegagalan saat take off dikarenakan pecah ban.
Akibatnya menyebabkan pesawat swing ke kanan kemudian terhempas di runway 07 tepatnya pada sector G4. Dari kejadian tersebut terdapat 5 korban meninggal, 43 orang luka berat, 47 orang luka sedang, dan 57 orang luka ringan. Seluruh korban ditangani sesuai dengan prosedur penanganan korban saat kejadian darurat.
Kejadian tersebut merupakan bagian dari skenario Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) Dirgantara Raharja ke-96 yang dilaksanakan di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.
Latihan ini melibatkan sedikitnya 70 personel yang terdiri dari Airport Emergency Committee dan Airport Security Committee dari PT Angkasa Pura I (Persero), Distrik Militer 0905, kepolisian Resort Kota Balikpapan, TNI AU ,Perum LPPNPI KCM Balikpapan, Kantor SAR Kelas A Balikpapan, Kantor Imigrasi Balikpapan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kota Balikpapan, Kantor Bea Cukai Balikpapan, Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan, Stasiun Meteorologi Kelas II Balikpapan, serta beberapa rumah sakit dan Puskesmas di sekitar Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan.
Rangkaian latihan PKD yang ke-96 ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu latihan simulasi kecelakaan pesawat terbang (aircraft accident exercise), kebakaran gedung (fire building exercise), serta penanganan bom dan ancaman keselamatan penerbangan (security exercise).
Di samping penanganan pada saat kejadian, dalam PKD ke-96 ini juga dilakukan latihan penanganan paska kejadian meliputi penanganan terhadap keluarga korban melalui simulasi Greeters Meeters serta penanganan terhadap media melalui simulasi kegiatan Media Handling.
Sejak tahun 2018 ada yang berbeda dari kegiatan PKD yang diadakan oleh seluruh bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I, yaitu kecelakaan pesawat terbang (Aircraft Accident) yang diadakan pada malam hari.
“Dengan diadakannya latihan simulasi keadaan darurat, diharapkan personil maupun fasilitas dapat lebih sigap dan tanggap ketika terjadi keadaan darurat di bandara. Hal ini juga merupakan salah satu komitmen dari Angkasa Pura I untuk mewujudkan roadmap to Zero Accident yang mengutamakan faktor 3S + 1C yaitu Safety, Security, Services dan Compliance” Jelas Direktur Operasi PT Angkasa Pura I (Persero), Wendo Asrul Rose.
“Latihan ini juga bertujuan untuk menguji fungsi dari kordinasi, komunikasi dan komando baik antar unit maupun antar instansi sesuai dengan dokumen penanggulangan keadaan darurat bandara dan dokumen program keamanan bandarudara” terang Wendo.
Setiap dua tahun sekali, setiap bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I (Persero) melaksanakan latihan PKD. Latihan simulasi keadaan darurat yang diselenggarakan di Banjarmasin ini merupakan latihan PKD ke-2 yang diadakan oleh PT Angkasa Pura I (Persero) di sepanjang tahun 2018. Sebelumnya, telah dilaksanakan latihan PKD di Bandara Internasional Juanda Surabaya (Maret), dan akan dilanjutkan oleh Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado (Agusutus), Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang (September), Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta (Oktober), Bandara El-Tari Kupang (November) dan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali (Desember) sebagai penutup dari rangkaian PKD pada tahun 2018.(sya/sir)