Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar

Rektor ULM Rupanya Hobi Catur Sejak Muda, Begini Cita-Citanya Untuk Anak Banua

Avatar
369
×

Rektor ULM Rupanya Hobi Catur Sejak Muda, Begini Cita-Citanya Untuk Anak Banua

Sebarkan artikel ini

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr Sutarto Hadi bekerjasama dengan Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) mengadakan Turnamen Catur Cepat Terbuka di Aula Rektorat ULM Banjarmasin. Turnamen ini digelar tiga hari dari 20-22 September 2019.

Lomba catur ini dilaksanakan untuk memeriahkan Dies Natalis ke- 61 (ULM) 2019, dengan memperebutkan piala Rektor ULM Cup ke IV.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Rektor Sutarto Hadi mengatakan, perlombaan ini rutin diadakan sejak 2016 yang diikuti pecatur di Kalsel sampai Kalteng.

“Ini artinya animo masyarakat luar biasa dan tahun depan Insya Allah diadakan lagi karena ini sangat penting,” ujarnya.

Sutarto menilai, Kalsel memiliki banyak bibit-bibit pecatur dan harus diberikan wadah untuk mereka berlomba, dengan adanya lomba ini untuk mengasah bakat dan kemampuan olahraga catur.

“Alasan memilih olahraga catur karena dulunya saya suka main catur dan sekarang udah engga sempat lagi waktunya bermain catur, karena perlu duduk tidak satu jam dua jam, kadang-kadang perlu waktu lama sedangkan pekerjaan kita banyak,” tuturnya.

Adanya lomba catur ini, lanjutnya lagi, agar lebih memotivasi masyarakat, terutama anak muda. “Selain ikut lomba, ini juga sekaligus mengasah otak berfikir, sistematis, berfikir kritis, karena hal tersebut didapat dari olahraga catur,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menerangkan, tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, karena pihaknya mengikut sertakan pecatur-pecatur puteri.

“Lebih dari 30 pecatur putri yang mengikuti perlombaan catur, mengapa kami ikut sertakan, karena peserta putri bagus saya kira artinya bagi pecatur-pecatur putri perlu wadah juga kan selama ini mereka tidak muncul,” ujarnya.

Ia mencita-citakan, pecatur Kalimantan Selatan bisa mendapatkan lawan tanding di level nasional. Karena jika pecatur sudah masuk PON, lawan-lawan mereka bukan lagi pecatur lokal Kalsel, melainkan pecatur nasional yang dibina secara serius oleh Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).

“Saya yakin Percasi sudah melakukan pembinaan, namun kalau hanya pembinaan saja tidak ada lomba bagaimana mengetahui peningkatan kemampuan mereka. Jadi perlu pembinaan dibarengi lomba yang diselenggarakan secara rutin karena itu penting sekali,” tutupnya. (ags/dra)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh