Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
DPRD Banjarbaru

Refleksi Hari Kartini: Kartini-kartini dalam Lintasan Sejarah Indonesia

Avatar
909
×

Refleksi Hari Kartini: Kartini-kartini dalam Lintasan Sejarah Indonesia

Sebarkan artikel ini

KALAU kita menilik sejarah perjuangan bangsa Indonesia, tidak terlepas dari peranan para pahlawan yang rela berkorban jiwa dan raga untuk kemerdekaan bangsa kita. Dalam hal ini peranan ini muncul juga dari kaum wanita yang merasa hak-haknya dikesampingkan pada masa penjajahan Hindia Belanda.

Sejarah mencatat bahwa R.A Kartini adalah pahlawan nasional yang sangat berjasa dalam mengangkat harkat dan derajat kaum wanita di masa penjajahan tersebut. Terlahir sebagai keluarga priyayi dan memiliki nama lengkap Raden Ajeng Kartini, serta ayahnya adalah seorang Bupati di Jepara.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Sejarah kehidupan R.A Kartini mulai dari lahir, masa kecil, kisah perjuangan beliau sampai wafatnya patut dikenang oleh rakyat Indonesia. Cita-cita dan semangat beliau dalam memperjuangkan kaum wanita agar bebas dari belenggu penindasan patut diteladani.

Keinginan beliau adalah mendapat kesetaraan derajat antara pria dan wanita. Seorang wanita tidak hanya bertugas mengurus suami, anak dan rumah saja, tapi juga mendapatkan pendidikan yang layak.

Selain tokoh Kartini, sebenarnya banyak lagi kartini-kartini lain yang berjuang untuk bangsa Indonesia namun jarang sekali terekspos.

Sekarang kita akan melihat peranan tokoh-tokoh wanita lain dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia.

  1. Herlina Kasim atau Siti Rahmah Herlina

Salah satu pejuang Trikora asal Irian Jaya (sekarang Papua), dan mendapat julukan “ Pending Emas”. Beliau adalah satu-satunya perempuan yang menjadi sukarelawan operasi pembebasan Irian Barat dari penguasaan Belanda tahun 1961-1963.

Dalam Operasi Trikora, Herlina yang saat itu masih berusia 20 tahun ditugaskan bersama 20 sukarelawan sipil lain di hutan-hutan Irian Barat.

Sebelum mendaftarkan diri dalam operasi Trikora, Herlina adalah seorang jurnalis di Maluku yang dikenal punya hubungan dekat dengan satuan militer setempat. Atas keberaniannya sebagai perempuan gerilyawan itulah, maka presiden Soekarno memberi penghargaan Pending Emas, yaitu sebuah ikat pinggang dari emas murni seberat 500 gram dan uang senilai 10 juta. Namun, dia kemudian mengembalikan penghargaan itu kepada negara untuk menunjukkan niat tulusnya membebaskan Irian Barat.

Beliau wafat di RSPAD Jakarta pada Selasa malam, 17 Januari 2017, pukul 22.45 WIB, pada usia 75 tahun. Beliau kemudian dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, pada 18 Januari 2017.

  1. Martha Christina Tiahahu

Beliau adalah seorang gadis dari Desa Abubu di pulau Nusalaut. Lahir sekitar tahun 1800. Pada waktu mengangkat senjata melawan penjajah Belanda, ia berumur 17 tahun.

Martha Christina Tiahahu tercatat sebagai seorang pejuang kemerdekaan yang unik, yakni seorang putri remaja yang langsung terjun dalam medan pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam Perang Pattimura tahun 1817.

Di kalangan para pejuang dan masyarakat sampai di kalangan musuh, ia dikenal sebagai gadis pemberani dan konsekuen terhadap cita-cita perjuangannya.

Sejak awal perjuangan, ia selalu ikut mengambil bagian dan pantang mundur dari medan pertempuran. Dengan rambutnya yang panjang terurai ke belakang serta berikat kepala sehelai kain berang (merah), ia tetap mendampingi ayahnya dalam setiap pertempuran, baik di Nusalaut maupun di Pulau Saparua.

Siang dan malam ia selalu hadir dan ikut dalam pembuatan kubu-kubu pertahanan. Ia bukan saja mengangkat senjata, tetapi juga memberi semangat kepada kaum wanita di negeri-negeri agar ikut membantu kaum pria di setiap medan pertempuran sehingga Belanda kewalahan menghadapi kaum wanita yang ikut berjuang.

Martha Christina terus berjuang sampai suatu ketika berhasil ditangkap oleh Belanda kemudian dia diasingkan ke Pulau Jawa.

Di kapal Perang Eversten, Martha Christina Tiahahu menemui ajalnya. Dengan penghormatan militer, jasadnya diluncurkan ke Laut Banda menjelang tanggal 2 januari 1818. Untuk menghormati jasa dan pengorbanannya, dia dikukuhkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh pemerintah Republik Indonesia.

  1. Maria Walanda Maramis

Sosok pahlawan nasional pergerakan emansipasi wanita juga terdapat di Manado, yaitu Maria Josephine Catherine Maramis atau lebih dikenal Maria Walanda Maramis. Ia lahir di Kema, Sulawesi Utara pada tanggal 1 Desember 1872, dan wafat pada 22 April 1924, di usia 51 tahun.

Maria menjadi yatim piatu pada saat usianya 6 tahun dan kemudian dibesarkan oleh pamannya yaitu Rostisulu, seorang hakim besar di Maumbi.

Maria di sekolahkan di sekolah melayu yang memberi materi tentang membaca, menulis, sejarah dan ilmu pengetahuan. Setelah lulus Maria tidak lagi melanjutkan pendidikan karena adat wanita pada saat itu diharuskan menikah.

Maria adalah sosok yang terkenal juga turut andil menjadi pendobrak adat, pejuang kemajuan dan emansipasi wanita dalam dunia politik dan pendidikan di Indonesia.

Pada tahun 1919, Maria membuat terobosan dalam dunia politik ketika ia berhasil mereformasi sistem anggota parlemen Minahasa Raad, tentang pendapatnya untuk menempatkan wanita dalam parlemen dan upaya agar wanita turut dalam pemilihan wakil rakyat. Usahanya berhasil dengan terbitnya surat keputusan dari Batavia tahun 1921 tentang hak politik wanita.

Hal-hal yang bisa kita teladani dari 3 tokoh wanita tersebut bahwasanya semangat dengan niat yang sungguh-sungguh akan melahirkan nilai-nilai perjuangan kesetaraan dan kebebasan rasionalitas. di mana perempuan adalah makhluk rasional yang memiliki kemampuan sama dengan laki-laki, sehingga perlu mendapat hak yang sama dimulai dari pendidikan, hak sipil, dan hak ekonomi. Emansipasi juga merupakan pembebasan dari perbudakan atau persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Ditulis oleh: Chairunnisa, S. Pd, Guru Sejarah di SMAN 1 Karang Intan, Kabupaten Banjar

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh