Perubahan status BUMD yang semula PDAM Intan Banjar menjadi PTAM Intan sepertinya membawa harapan baru untuk menjadi sebuah perusahaan yang lebih maju dan berkembang. Hal itu dibuktikan dengan fakta-fakta perubahan kemajuan di era kepemimpinan Direktur Utama PTAM Intan Banjar, Saiful Anwar.
BANJAR, koranbanjar.net – Perubahan status PDAM menjadi PTAM Intan Banjar tampaknya semakin memacu kinerja manajemen perusahaan milik daerah tersebut. Mindset bisnis mendominasi kinerja PTAM Intan Banjar.
“Setelah PTAM Intan Banjar (Perseroda) kita berfikir bahwa ke depan bagaimana bekerja sesuai dengan target, kinerja bisa naik terus, maka kita harus ekspansi bisnis. Ekspansi bisnis seperti menggandeng REI, pengembangan mencari gudang-gudang, kita juga komunikasi dengan Komisaris, bahwa apapun yang kita peroleh harus terbuka. Karena ini bisnis terbuka,” demikian diutarakan Dirut PTAM Intan Banjar, Saiful Anwar ketika dijumpai koranbanjar.net di kantornya, Senin (29/7/2024).
Syaiful Anwar menegaskan, perubahan status dari Perusda menjadi Perseroan Terbatas harus membawa mindset bisnis. “Perseroan terbatas arahnya ke bisnis, jadi profitnya itu harus dikejar,” ucapnya.
“Alhamdulillah kami sudah bisa menangani anggaran operasional sendiri dan mulai investasi. Tahun 2023 sudah mulai mandiri, operasional sendiri. Kita menyadari bahwa pemerintah daerah juga banyak persoalan yang dihadapi. Alhamdulillah biaya operasional sudah kami tangani hampir 100 persen secara mandiri,” katanya.
Harus diketahui, ujar dia, wilayah Kabupaten Banjar cukup luas, butuh peremajaan perpipaan, yang tadinya pipa 200 menjadi 500. Hal itu dilakukan supaya bisa menjangkau pelanggan lebih luas lagi.
“Alhamdulillah yang kita jaga sekarang bagaimana pendapatan dan pengeluaran seimbang,” ujarnya. Disinggung soal PTAM Intan Banjar dulu yang kerap disebut mengalami kerugian, Saiful menjelaskan, pihaknya terus melakukan perubahan-perubahan sehingga sekarang tidak mengalami hal tersebut lagi.
“Dulu yang tidak terpikirkan transaksi untuk pegawai, dulu 147 pegawai, sekarang kan efesien 92 pegawai saja lagi. Kalau dalam setahun, sekarang efesiensinya sebesar Rp15 miliar. Pihaknya melakukan efesiensi, mengganti pegawai dengan tenaga outsourcing melalui koperasi,” terangnya.
Perubahan lain yang harus disampaikannya, sejak PTAM Intan Banjar berdiri tahun 1979 hingga tahun 2017 silam, PTAM Intan sempat menanggung hutang dengan negara sebesar Rp8 miliar.
“Alhamdulillah tahun 2017 tadi, hutang tersebut sudah kita lunasi. Hutang dengan keuangan negara itu harus kita lunasi, supaya kinerja manajemen kita terus bagus, dan supaya mudah mendapatkan suntikan dana dari pusat. Sekarang manajemen kita menggunakan sistem IT, pencatatan aset menggunakan dokumentasi dan IT, perbaikan menggunakan sistem IT, semua menggunakan IT,” pungkasnya. (sir)