Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar

Program Peningkatan Produksi Cabai Untungkan Petani di Pelaihari

Avatar
442
×

Program Peningkatan Produksi Cabai Untungkan Petani di Pelaihari

Sebarkan artikel ini

Bertanam cabai untuk mendukung program peningkatan produksi cabai, telah untungkan petani di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Seperti dialami Safi’i, seorang petani dari Poktan Sumber Rejeki Desa Ujung Batu Kecamatan Pelaihari, dengan luasan 0,75 hektare memungkinkan dia meraup tak kurang dari Rp100 juta.

TANAH LAUT,koranbanjar.net – Tanah seluas 0,75 hektare milik Safi’i, tampak dipenuhi hamparan cabai rawit varietas super (Mutiara Bumi), yang sudah memasuki masa panen.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Rata-rata setiap kali panen 150 kilogram dan harga saat ini mencapai Rp 23.000/kg. Dengan panen yang diperkirakan bisa 30 kali selama masa produksi dan harga stabil sekitar Rp23.000,  Safi’i akan bisa meraup lebih dari Rp100 juta.

Petani berusia 46 tahun itu berharap harga bisa lebih baik lagi. Namun, saat ini ia menyatakan senang meskipun harganya tidak setinggi beberapa waktu lalu, tapi ini sudah menguntungkan.

“Maunya harga lebih tinggi lagi, tapi segini (Rp 23.000/kg,Red) ya untunglah,” ungkap Safi’i.

Usaha tani cabai bagi petani di Pelaihari dan sekitarnya, merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus secara berkelanjutan. Meskipun bukan merupakan sumber pendapatan utama, namun sebagaimana Safi’i menyatakan bahwa menanam cabai sudah menjadi kebiasaan tiap tahun.

Selain keuntungan yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman lain dan  mudah menjualnya,  Saprodi mudah didapat baik benih, pupuk, dan berbagai jenis pestisida.

“Ya sudah biasa tanam cabe, kalau harga lagi tinggi yang untung juga tinggi, tapi kalau harga turun ya berkurang,” lanjut Safi’i.

Kostratani Menjadi Penggerak Pembangunan Pertanian

Dengan ketersediaan Penyuluh Pertanian, Komando strategis pertanian (Kostratani) sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian dukung peningkatan produksi pada sektor hortikultura melalui upaya fasilitasi dan pendampingan petani.

Petani didorong dan didampingi terus untuk menanam dan meningkatkan produktivitasnya. sebagaimana dituturkan oleh Suliyo, Penyuluh Desa Ujung Batu.

“Petani kami dorong untuk terus mengusahakan tanaman tidak hanya satu jenis komoditas dalam satu musim, cabai merupakan komoditas bernilai ekonomi yang tinggi, saat ini bagus tak banyak penyakit. Bisa jadi pilihan bagi petani,” tutur Suliyo.

Ditanya soal permasalahan dihadapi oleh petani dan apa yang bisa dilakukan penyuluh, Suliyo menerangkan bahwa petani biasa mengusahakan cabai, baik di musim hujan maupun di musim kemarau, Masing-masing punya permasalahan yang beda, mulai dari masalah air di musim kemarau dan masalah organisme pengganggu tanaman.

“Cabai yang saat ini dipanen,  tidak kekurangan air karena dulu ditanam di musim hujan, sedangkan baru ditanam karena sudah kurang curah hujannya, perlu dibantu dengan pompa untuk mengairi,” lanjut Suliyo.

Suliyo, Penyuluh Desa Ujung Batu.
Suliyo, Penyuluh Desa Ujung Batu.

Produktivitas dicapai petani menurutnya sudah cukup baik meskipun tak setinggi rata-rata anasional. Suliyo menerangkan bahwa produktivitas rata-rata petani masih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata target nasional (7,8 t/ha). Hal itu disebabkan selain faktor kondisi lahan, juga penerapan teknologi oleh petani.

“Kalau untuk mencapai rata-rata target nasional susah, ini bukan Jawa. Tapi petani masih bisa menaikkan produktivitas dengan perbaikan pengolahan tanah dan pemupukan sesuai rekomendasi,” kata Suliyo.

Masalah lain adalah organisme pengganggu tanaman. Selalu ada, hanya tingkat serangan yang tak selalu membahayakan. Suliyo selaku Petugas Penyuluhan bertekat membantu petani.

“Kami akan tetap bantu dengan mengikhtiarkan kemudahan petani untuk mendapatkan racun atau pestisidasesuai kebutuhan,”  ujar Suliyo.

Petani dan Kostratani adalah Program Pemerintah

Giatnya petani dan kostratani tak terlepas dari program pemerintah dalam kecukupan bahan pangan. Sebagaimana dicanangkan oleh kementerian pertanian, target poduksi cabai besar, tahun 2020, adalah r 1,35 juta ton dengan luas panen 152.932 ha dan produktivitas 8,86 t/ha.

Sedangkan cabai rawit 1,46 juta ton dengan luasan 187.955 ha dan produktivitas 7,8 t/ha. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan, di depan Komisi IV DPR RI (Senin 22/6/2020), bahwa tidak akan menurunkan target produksi.

“Target kami tidak akan diturunkan karena itu sudah manjadi kebutuhan nasional. Kalau itu turun besuk akan bersoal dengan makanan rakyat 267 juta,” terangnya.

Melalui Dirjen Hortikultura sasaran itu akan dicapai melalui program “Gedor Horti” singkatan dari Gerakan Dorong Produksi Hortikultura dengan dukungan seluruh komponen kostratani. (mbs/bbpp binuang/dya)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh