Sungguh sangat menyentuh hati. Itulah perjalanan hidup yang dialami Muhammad Riduan Noor (24), pria yang kehilangan 2 lengannya sejak 3 tahun silam akibat sebuah musibah terkena setrum listrik bertegangan tinggi. Bagaimana dia menjalani hidup kesehariannya?
BANJARBARU, Yuliandri Kusuma Wardani
SEJAK tahun 2015 silam, lelaki yang akrab dipanggil Iwan ini terpaksa merelakan kedua lengannya harus diamputasi. Kala itu dia telah mengalami sebuah peristiwa hebat, tatkala membetulkan tiang anten di antara kabel listrik yang bertegangan tinggi di dekat rumahnya, Jl Intan Sari, belakang ULM Banjarbaru.
Tanpa disengaja listrik bertegangan tinggi telah menyebabkan kedua lengannya terbakar hebat. “Kronologinya, waktu itu saya diminta tolong untuk memperbaiki tiang anten dan kabel tegangan listrik. Saya tidak menyangka akan mengalami kejadian itu. Bahkan waktu kejadian, dari TKP menuju IGD Rumah Sakit Banjarbaru saya tidak pingsan,” ujarnya, Senin (11/12/2018).
Selama menjalani perawatan, dia sudah diminta pihak rumah sakit untuk merelakan kedua lengannya. Namun Iwan berusaha mempertahankan. Akan tetapi setelah 2 minggu kemudian, barulah dia disuruh harus menjalani operasi oleh pihak rumah sakit mengamputasi lengannya.
Usai menjalani amputasi, pria ini sempat mengalami frustasi. Ada beberapa teman yang menjauhi, ada pula yang turut prihatin memberikan semangat. Sedikit demi sedikit dia mulai mencoba membangkitkan semangat untuk hidup menghilangkan frustasi yaitu dengan cara bercanda tawa.
Namun demikian, alasan yang paling utama baginya untuk tetap bersemangat menjalani hidup normal adalah setelah mendengar satu kalimat yang pernah dilontarkan anaknya kepada teman sebaya yang mengejeknya.
“Saya salut dan bangga dengan anak saya, karena dia selalu membela saya di depan ejekan teman-temannya, kata-kata yang saya dengar sendiri secara langsung yaitu biar begitu, ayahku lebih hebat dari ayah kalian. Dia hebat karena bisa lebih kuat daripada saya,” tambahnya
Pria duda ini memang memiliki 1 anak, yang memang sudah berpisah sebelum mengalami peristiwa kesetrum listrik. Dia berpisah dengan istrinya karena faktor pernikahan dini yang di sebabkan karena masih sama-sama terlalu muda untuk menikah. Sehingga ketika menghadapi masalah atau berbeda pendapat, mereka tak mampu menyelesaikan, kemudian berpisah.
Lelaki ini terbilang luar biasa, dia tetap semangat meski sudah tidak memilik kedua tangannya dengan bekerja serabutan, menjadi pedagang air mineral dan di bengkel. Bukan hanya itu, bahkan pria ini bisa melakukan segala hal sama seperti apa yang dilakukan orang normal pada umumnya seperti menyetir mobil dan motor, menggunakan handphone dan lain sebagainya.
“Mulai sejak diamputasi tidak ada latihan sama sekali untuk melakukan semua hal, tetapi semua bisa saya lakukan karena kepepetan, kalau tidak kepepet saya tidak mungkin bisa seperti sekarang” jelasnya.
Meski demikian, lelaki ini punya keinginan besar untuk dapat hidup mandiri, namun sayang ketiadaan modal. Oleh sebab itu, bagi yang berminat untuk membantu dapat langsung mendatangi alamat rumahnya di Jl Intan Sari RT 02/RW 04 Sungai Besar, Banjarbaru Selatan.(*)