Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kaimantan Selatan (Kalsel) mendukung produk para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) banua agar bisa dipasarkan secara internasional.
BANJARBARU,koranbanjar.net – Kepala Seksi Pengembangan Ekraf, Faturrahman mewakili Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Kelembagaan, dan Pengembangan SDM Pariwisata Dispar Provinsi Kalsel, Faisal Amir, mengutarakan kalau produk ekraf Kalsel berpotensi untuk dijual ekspor secara nasional maupun internasional.
Ditemui usai pembukaan Kurasi Pelaku Ekraf Unggulan, di Banjarmasin, Fathur mengatakan, ekraf kita mempunyai potensi besar, namun terkendala pemasaran dan pengembangan.
Salah satu contohnya, lanjut Fathur, yakni kain sasirangan, di Pulau Jawa masyarakatnya tidak terlalu tertarik dengan warna pakaian yang terlalu cerah, sehingga para pelaku ekraf khususnya di bidang fashion dituntut untuk berinovasi untuk menggaet selera pasar ekspor atau nasional.
“Sementara untuk di bidang kuliner terkendala kurangnya pilihan kuliner yang tahan lama untuk dibawa keluar daerah, sehingga diperlukan inovasi perlu dikembangkan agar makanan tersebut bisa tahan lama,” kata Fathur, Rabu (24/4/2024).
Hal senada disampaikan Agus Sasirangan, seorang kurator pada kegiatan. Ia mengatakan, suatu produk harus memiliki value agar bisa dipasarkan luas.
“Value di sini maksudnya adalah produk tersebut punya keunikan, punya unsur kearifan lokal contohnya bahan baku utama yang di olah bisa menjadi ciri khas Kalsel,” ucapnya.
Tidak hanya itu, para pelaku ekraf dibidang kuliner juga dituntut untuk berinovasi menciptakan produk makanan yang memiliki masa umur panjang.
Hal ini juga berawal dari keresahan banyak orang terkait oleh-oleh khas dari Kalsel yang selama ini terbatas hanya pada amplang atau bingka saja.
“Kalo amplang kan hampir semua ada setiap provinsi, sedangkan bingka kan masa umurnya tidak panjang. Padahal produk kuliner kita bisa dipasarkan secara nasional,” katanya.
Dia pun berharap melalui kegiatan kurasi ini dapat menemukan produk khas Kalsel yang bisa menjadi ikon kuliner dari Kalsel.
“Tentunya produk nantinya memiliki packaging yang menarik, mudah dibawa, memiliki unsur kearifan lokal, memiliki masa umur panjang, kemudahan produk ditemukan baik secara online maupun offline,” jelasnya. (kominfokalsel/dya)