Aksi demontrasi oleh mahasiswa dan masyarakat dilakukan di halaman kantor DPRD Tabalong, Kamis (14/4/2022).
TANJUNG, koranbanjar.net – Peserta aksi menyampaikan aspirasinya dengan menuliskan kata-kata di spanduk dan kertas karton. Isi tulisan mereka mulai dari menolak kenaikan harga bahan pokok, menolak harga bahan bakar minyak (BBM), isu jabatan presiden tiga periode, menolak kenaikan pajak 11 persen hingga persoalan Ibu Kota Negara (IKN).
Namun tak hanya itu, pantauan koranbanjar.net, beberapa oknum peserta aksi juga membawa tulisan di kertas karton yang kata-katanya bernada seksisme.
Menanggapi hal itu, Koordinator aksi Adam Samsudin Noor mengaku tidak dapat mengawal semua isi tulisan, dikarenakan banyaknya peserta aksi yang terlibat.
“Karena masanya banyak kita juga tidak mengawal semua yang menulis. Mungkin itu di luar daripada ketentutan kita sebenarnya,” ujarnya.
Meski begitu, Adam mengklaim jika sebelum melakukan aksi pihaknya telah memberikan himbauan kepada peserta aksi.
“Kita sudah menghimbau sebenarnya. Karena esensi daripada aspirasi yang kita sampaikan akan buyar ketika kata-kata atau grafis seksis itu ditayangkan ke publik,” terangnya.
Namun menurut Adam, dalam melakukan aksi mereka tidak melarang kebebasan berpendapat.
“Karena di lapangan itu tidak dengan ekspektasi kita itu sudah biasa,” ucapnya.
Adam pun menegaskan kata-kata bernada seksisme yang dibawa peserta aksi tidak mencerminkan moral seorang mahasiswa.
“Iya itu bukan mencermikan moral mahasiswa,” tegasnya.
Dalam aksi demontrasi ini, masa yang terlibat berasal dari bebagai elemen mahasiswa dan masyarakat seperti, BEM Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Tabalong, BEM Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Muhammad Nafis Tabalong, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Tabalong, Pemuda Muhammadiyah dan relawan masyarakat peduli.
(anb/slv)