Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Banjarbaru

PMI Kota Banjarbaru Berikan Pelayanan Kesehatan Untuk Warga HST

Avatar
563
×

PMI Kota Banjarbaru Berikan Pelayanan Kesehatan Untuk Warga HST

Sebarkan artikel ini
Penanganan warga terdmpak banjir di HST. (Sumber Foto: Staf Penanggulangan Bencana PMI Kota Banjarbaru/koranbanjar.net)

Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarbaru bersama LMI Kalsel, memberikan layanan kesehatan (Yankes) kepada masyarakat yang terisolir dan masih terdampak bencana banjir di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

BANJARBARU, koranbanjar.net – Mereka melakukan Yankes dibeberapa titik bencana banjir seperti di Desa Jaranih, Bulau Luar, Kamasan, dan Panggang Ramba Desa Kayu Rabah Kecamatan Pandawan Kabupaten HST.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Staf penanggulangan bencana PMI Kota Banjarbaru Aiman mengatakan, di Panggang Ramba Kayu Rabah mendatangi dua titik tempat pemeriksaan yakni RT 01 dan RT 02.

“Sebanyak 52 warga yang berobat hari ini, akan tetapi bila ada penyakit berkelanjutan maka kami arahkan ke Puskesmas setempat,” tandasnya.

Diterangkan Aiman, jalan menuju ke lokasi tidak bisa ditempuh dengan roda empat karena masih tergenang air jadi mengharuskan para relawan menempuh jarak kurang lebih 3 kilometer dengan jalan kaki.

Dalam hal ini PMI Kota Banjarbaru menerjunkan 1 orang staf markas dan 8 orang relawan. Sedangkan LMI Kalsel menerjunkan 2 orang relawan.

Aiman mengungkapkan warga banyak mengeluhkan kutu air (lancat) serta beberapa penyakit lainnya yang mereka derita.

Sementara itu, relawan kesulitan menuju titik layanan karena masih terkendala debit air terkhusus di Desa Jaranih dan Masiraan yang masih tergenang.

“Seperti di Jaranih hingga saat ini masih banyak warga yang mengungsi, karena debit air masih sepaha orang dewasa kalau di Masiraan hampir sepinggang,” tuturnya.

Lebih jauh, kata Aiman bantuan akan datang ke HST dari PMI Provinsi Kalimantan Selatan seperti cleaning, kelambu dan family kit yang datang beberapa hari lagi.

Warga Desa Jaranih RT 01 Martanti menambahkan, dia harus mengungsi di jalan setapak persawahan karena hanya di sana titik tertinggi di daerahnya.

Ia juga mengeluhkan kutu air serta pusing kepala karena sudah beberapa hari mereka tidur di tempat terbuka.

“Timbul kutu air dan pusing karena kami beberapa hari sudah tidur di tempat terbuka,” ungkapnya.

Dikatakan Martanti di desanya air sudah hampir surut ketika banjir Senin lalu menerjang mereka.

“Di sini sudah menjadi langganan banjir dan paling terakhir surut,” tandasnya.

Dijelaskan Martanti, aliran sungai di desa Jaranih sampai Masiraan sudah terjadi pendangkalan dikarenakan di pengikisan bagian pinggir sungai. Dia juga berharap adanya langkah tepat dari pemerintah dalam penanganan banjir.

“Kalau dibiar begini saja, akan terus terulang kalau tidak didalami atau dikeruk, rumah kami akan terus terendam,” pungkasnya. (jwt/dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh