Kondisi pipa BPAM (Balai Pengelolaan Air Minum) Banjarbakula di Desa Sungai Landas, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar yang telah mengalami kebocoran sangat membutuhkan pengecekan dan pengawasan yang kontinyu dari pihak terkait. Pasalnya, penanggulangan kebocoran pada pipa tersebut masih bersifat sementara, bahkan sewaktu-waktu bisa kembali bocor dan akan mengganggu pendistribusian air bersih terhadap pelanggan PTAM Intan Banjar.
BANJAR, koranbanjar.net – Anggota Komisi II DPRD Banjar, Saidan Fahmi mengaku sudah melakukan konfirmasi kepada pihak PTAM Intan Banjar. Menurutnya, kondisi terakhir yang terjadi pada pipa BPAM Banjarbakula di Desa Sungai Landas, Kecamatan Karang Intan, membutuhkan pengawasan yang kontinyu. Karena kebocoran yang sempat terjadi, sewaktu-waktu bisa saja kembali terulang.
“Saya sudah menanyakan kepada Dirut PTAM Intan Banjar, pada intinya, pipa yang sempat bocor kemarin membutuhkan pengecekan, pengawasan yang kontinyu. Supaya, bila kebocoran terjadi lagi dapat diatasi dengan segera,” ungkapnya.
Selain itu, menurut Saidan Fahmi, dalam sepekan ke depan, Komisi II akan mengundang pihak terkait dalam agenda RDP (Rapat Dengar Pendapat) untuk meminta penjelasan secara detail tentang persoalan yang terjadi di sana, sekaligus mendengar langkah-langkah yang sudah ditempuh untuk mengatasi kebocoran pipa.
“Andaikan pipa tersebut di bawah pengelolaan PTAM Intan Banjar, mungkin salah satu rekomendasi yang akan kami usulkan adalah melakukan penggantian pipa melalui dana penyertaan modal. Persoalannya adalah, pipa itu di bawah pengelolaan BPAM Banjarbakula, oleh sebab itu kami tidak berwenang mengusulkan melalui penyertaan modal kabupaten, karena itu wewenang provinsi,” ucapnya.
Sebagaimana pemberitaan sebelumnya, sebelum hingga usai Hari Raya Idul Fitri atau lebaran tadi, sejumlah wilayah di Kota Banjarbaru telah mengalami gangguan pendistribusian air bersih. Hal itu disebabkan adanya kebocoran pipa BPAM (Balai Pengelolaan Air Minum) Banjarbakula di Desa Sungai Landas, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Ironisnya, sebagian besar pelanggan menduga hal itu dikarenakan buruknya pelayanan dari PTAM Intan Banjar. Padahal, pengelolaan pipa yang bocor itu merupakan kewenangan BPAM Banjarbakula.
Meski stakeholder terkait, baik dari BPAM Banjarbakula maupun PTAM Intan Banjar telah berusaha keras melakukan perbaikan pipa BPAM Banjarbaru di Desa Sungai Landas, Kecamatan Karang Intan yang telah mengalami kebocoran, namun perbaikan itu diduga belum sempurna.
Bahkan dikhawatirkan sewaktu-waktu pipa tersebut akan mengalami kebocoran lagi. Pasalnya, penggantian pipa itu membutuhkan biaya yang sangat besar, lagipula produksi pipa yang disebut GRP tersebut diskontinyu atau langka.
Investigasi yang dilakukan koranbanjar.net di lokasi pipa yang mengalami kebocoran di Desa Sungai Landas, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar belum lama tadi, titik lokasi pipa yang telah mengalami kebocoran berjarak cukup jauh dari perkampungan di Desa Sungai Landas. Di sekitar jalur pipa pendistribusian air bersih itu disinyalir tidak mendapatkan maintenance (perawatan) yang baik, karena banyak ditumbuhi semak belukar.
Panjang pipa GRP di desa itu diperkirakan sejauh 6 kilometer dengan jumlah sambungan 600 hingga 800 titik (dalam 6 kilometer). Diduga, kebocoran terjadi pada 800 sambungan itu. Setelah mengetahui adanya kebocoran pada tiap sambungan, info di lapangan, pihak BPAM Banjarbakula maupun PTAM Intan Banjar berusaha menutup (menambal) diameter sambungan yang bocor dengan berbagai cara, termasuk menggunakan karet dari pabrikasi yang berkualitas. Namun upaya itu hanya mengurangi tingkat kebocoran.
Sedangkan untuk mengganti seluruh pipa GRP sepanjang 6 kilometer itu diperkirakan membutuhkan biaya miliaran rupiah. Itupun pemesanan membutuhkan waktu yang lama. Karena pipa GRP hanya diproduksi Korea, bahkan sangat jarang diproduksi lagi.
Jika sambungan pipa yang satu diperbaiki, bisa saja sambungan yang lain bergerak dan akan mengalami kebocoran lagi.
Sementara itu, Direktur PTAM Intan Banjar, Syaiful Anwar beberapa waktu lalu menegaskan, aliran air akan segera normal. Kabar itu dia sampaikan usai melakukan pertemuan dengan BPAM Banjarbakula.
Menurut dia waktu itu, masalah itu terjadi akibat kerusakan pipa 1.200 mm BPAM Banjarbakula di Sungai Landas sebelum lebaran.
“Aksesori untuk perbaikan pipa tersebut sedang dipesan. Aksesori tersebut harus dipesan dan diproduksi secara khusus dikarenakan dari pabrikan resmi penyedia pipa GRP ini sudah diskontinyu,” katanya.
Kemudian untuk alternatif, tim teknis rekanan BWS Kalimantan III dan BPAM Banjarbakula telah melakukan pemesanan pembuatan aksesoris alternatif pada tiga vendor pabrikasi berbeda. (sir)