Cintai sektor pertanian. Kalau sudah cinta, semua akan dilakukan untuk yang dicintai. Cinta pertanian sebagai pekerjaan kamu, maka akan membawamu sukses.
BALIKPAPAN, koranbanjar.net – Pesan itu disampaikan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi saat kunjungan kerja mewakili Menteri Pertanian menghadiri Undangan Hari Olah Raga Nasional di Balikpapan, berkunjung ke salah satu petani sukses di Balikpapan.
Agus Basuki merupakan petani sukses hortikultura yang sudah melakukan ekspor ke Singapura mendapat kesempatan dikunjungi Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi di Balikpapan.
Agus Basuki petani asal Kecamatan Balikpapan Utara, Kelurahan Karang Joang. Dia sukses bertani hortikultura di bidang sayur dan buah, khususnya cabe keriting pun sudah di ekspor ke Singapura.
Sekali panen, pendapatannya mencapai Rp105 juta per hektare dengan harga cabe Rp35 ribu / per kg. Sedangkan lahan yang dimiliki seluas 6,5 hektare.
Selain bertani, Agus Basuki juga rutin membina siswa magang. Dia menyulap lahan dengan konsep wisata, membangun SDM milenial, sedang siap membangun P4S.
Sementara itu, Dedi dalam sambutan menyampaikan pentingnya menggunakan pupuk organik dalam pertanian. “Solusi pupuk yang mahal perlu kita tingkatkan, efesiensi pemupukan dengan menggunakan pupuk berimbang pupuk organik (kompos) dan pupuk hayati (micro hayati lokal).
Lebih lanjut petani harus memiliki ilmu pemupukan, maka perlu ditingkatkan lagi cara produksi dengan fertigasi dengan menggunakan sistem grativikasi, sehingga lebih efisien.
“Sekarang pupuk mahal, gunakan pupuk organik. Kotoran sapi banyak mengandung nitrogen, pupuk kandang dari kotoran ayam dan kambing banyak mengandung kalium,” tambah Dedi.
Di waktu yang berbeda, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sebagai gambaran kebutuhan pupuk nasional mencapai 24 juta ton. Sementara yang tersedia saat ini hanya senilai 9 juta ton. Dari sekian banyak pupuk bahan utama adalah unsur fosfat yang sebagian besar dari Rusia Ukraina.
“Pupuk memang bukan langka, tapi kurang. Oleh karena itu, kita harus bekerja lebih keras dan berinovasi serta cermat dan cepat menanggapi berbagai masalah dalam berusaha tani,” ucapnya.
Sementara itu pula, Kepala BBPP Binuang Yulia Asni Kurniawati menyatakan, para penyuluh yang sudah memiliki pengetahuan dalam kegiatan TOT untuk PPL sec virtual untuk mengatasi mahalnya pupuk dengan membuat pupuk organik dari agensia hayati, biochar, kotoran hewan, ameliorasi, mol dan kompos.
Setelah dilatih, Penyuluh Pertanian diminta agar membuat pupuk untuk memecahkan masalah kekurangan pupuk.(agus/koranbanjar.net)