Lembaga Pemasyarakatan sejatinya bukan sekedar menjadi tempat untuk menghabiskan masa hukuman. Namun juga merupakan wadah pembinaan bagi para warga binaan permasyarakatan (WBP).
TABALONG, koranbanjar.net – Alhasil saat kembali ke lingkungan masyarakat, WBP telah memiliki keterampilan sehingga diharapkan tidak mengulangi tindak pidana yang sebelumnya pernah dilakukan.
Itulah yang menjadi dasar pemikiran Lapas Klas IIB Tanjung menyulap sebagian lahannya agar dapat difungsikan oleh warga binaannya untuk melakukan budidaya sayuran dengan sistem hidroponik dan kolam ikan bioflox.
Dengan mendapat dukungan penuh dari program CSR bidang ekonomi dan lingkungan PT Pertamina EP Tanjung Field, budidaya sayuran hidroponik dan kolam ikan bioflok ini mampu menjadi lumbung ketahanan pangan Lapas Klas IIB Tanjung.
Dalam hal pengelolaannya, Lapas Tanjung memilih sebanyak 40 orang dan membaginya ke dalam 2 kelompok
Tiap-tiap kelompok berisi 20 orang untuk mengelola kebun sayur hidroponik dan 20 orang lainnya khusus mengelola kolam ikan bioflok.
Untuk hidroponik tanaman yang di kelola yaitu sayur pakcoy dan untuk program bioflok yang dikelola adalah ikan patin.
Oleh Pertamina EP Tanjung Filed, para WBP yang mengelola tak sekadar dibantu material dan cara pembuatannya. Mereka juga turut dibekali dengan pelatihan dari pembibitan hingga panen.
Berkat keuletan dan pelatihan yang rutin itu, hasilnya dari Juni hingga September ini sudah tiga kali dipanen dari tiga media tanam sayuran hidroponik.
Hasil panen dapat dikatakan cukup banyak, yang terhitung dalam dua bulan terakhir hasil sebanyak 900 batang pakcoy.
Hasil panennya ada yang dijual dan sebagian untuk di masak di dapur Lapas Tanjung.
Kepala Lapas (Kalapas) Tanjung, Heru Yuswanto mengatakan, mengingat sayur pakcoy yang dikelola oleh warga binaannya memiliki kualitas yang bagus dan mampu bersaing dengan pasar-pasar lain, jadi tidak sulit untuk menjualnya.
“Sekarang sudah memiliki pasar tetap pada agen sayur yaitu toko sayur di Mabuun, toko sayur di Tanjung Selatan, toko sayur di Pandan Arum dan toko sayur Kapar Murung Pudak. Selain itu kami juga menerima pesanan dari Puskesmas Hikun dan SMKN 1 Tabalong,” ungkapnya.
Kelapas menjelaskan, hasil penjualan sayuran hidroponik telah disepakati dan mendapat persetujuan antar pihak lapas dan WBP yang mengelolanya.
Dari hasil penjualan 30 persen untuk warga binaan yang mengelola.
Kemudian 15 persennya disetorkan kepada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan 55 persen sisanya untuk kas sebagai modal kembali dan biaya perawatan peralatan.
Kalapas juga menerangkan, uang hasil dari penjualan disimpan ke dalam tabungan WBP sampai mereka bebas baru diserahkan sebagai modal, dengan harapan apabila bebas nanti mantan WBP bisa membuka usaha sendiri serta mampu membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.
“Jadi ketika bebas mereka memiliki modal ilmu dan modal materi untuk membuka lapangan pekerjaan,” harap Kalapas.
Dengan manfaat yang telah dirasakan itu, Kalapas menyampaikan apresiasi kepada Pertamina Tanjung Field yang peduli terhadap masyarakat di balik jeruji besi.
Tak hanya itu, Kalapas juga berharap ke depan warga binaannya dapat dilibatkan untuk membantu mengolah dan mengelola program pembinaan dari PT Pertamina Tanjung Field.
“Kami siap membantu dan siap memberdayakan warga binaan kami dengan tujuan bahwasanya warga binaan juga mampu bersaing dengan masyarakat-masyarakat lain agar tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat mengingat status mereka,” tutur Heru.
Sementara saat melakukan kunjungan ke Lapas Tanjung pada, Jumat (23/09/2022), Elis Fauziyah, Head of Comrel & CID Zona 9 Regional 3 Kalimantan PT Pertamina mengatakan, pembinaannya ini merupakan salah program hulu migas.
“Yang mana dalam hal ini dilaksanakan PT Pertamina EP Tanjung Field,” ucapnya.
Dirinya pun berharap keberadaan Pertamina bukan hanya dalam mengekplorasi namun juga mampu memberi kontribusi dan manfaat positif kepada warga sekitar.
(anb/slv)