Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Hukum & Peristiwa

Perkelahian Berdarah di Alalak, Satu Tewas Lainnya Kritis, Ini Komentar Tokoh Masyarakat

Avatar
243
×

Perkelahian Berdarah di Alalak, Satu Tewas Lainnya Kritis, Ini Komentar Tokoh Masyarakat

Sebarkan artikel ini
Kamar tidur Fani saat diserang Amar dengan senjata tajam. (Foto: Leon/Koranbanjar.net)

Perkelahian sadis yang terjadi di Alalak Tengah Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin tiga hari lalu mengakibatkan salah satu dari dua orang yang terlibat perkelahian bersenjata tajam tersebut tewas seketika.

BANJARMASIN, koranbanjar.netInformasi ini berdasarkan keterangan dari salah satu tokoh masyarakat Alalak H Maulana atau dikenal Haji Imau.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Yang meninggal ini ialah orang yang menyerang ke rumah Fani dengan membawa senjata pisau dapur dan mengenai perutnya hingga ususnya terburai,” ujar H Imau kepada koranbanjar.net saat dimintai informasi via telepon, Rabu (11/6/2025).

Lanjut ia bercerita, menurut informasi warga setempat, pelaku penyerangan diketahui bernama Muamar (33) biasa dipanggil Amar.

Tempat tinggalnya tak jauh dari rumah korban, Irfani, atau Fani dan ternyata pelaku memiliki riwayat gangguan jiwa atau Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ).

Bahkan kata H Imau, menurut cerita warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian mengungkapkan, bahwa almarhum Amar kerap mengganggu bahkan sampai menyakiti fisik orang lain.

“Sampai-sampai pernah mencekik leher mamanya. Tak jarang almarhum ini menyakiti fisik orang lain dan tak segan-segan bisa sampai melukainya,” tutur pengusaha kayu olahan ini.

Penuturan H Imau diperkuat oleh keterangan Ketua RT 02, Muhammad Hasyim Sanusi. Ketua RT di wilayah lokasi kejadian ini membenarkan apa yang dituturkan H Imau.

“Walau ulun (saya) tidak menyaksikan langsung, tetapi ujar warga, pelaku pernah melukai orang dengan kapak, juga ada dengan gancu. Tetapi orang yang dilukai tidak memperpanjang ke polisi karena melihat keadaan pelaku,” bebernya.

Hasyim Sanusi mulai mengisahkan kronologis kejadian, Selasa (10/6/2025) dini hari menjelang salat subuh Amar menyerang ke rumah Fani.

Seakan niat Amar ingin menyerang dan melukai Fani dimuluskan jalannya. Alhasil pintu rumah ayah 3 orang anak ini entah mengapa tidak dikunci.

Sehingga, begitu mudah Amar menerobos masuk langsung menuju kamar tidur Fani, yang saat itu anaknya paling bungsu, Kia tidur di sampingnya.

Spontan Fani yang kala itu masih di alam bawa sadar kaget dan tanpa ada persiapan melawan. Sehingga beberapa mata luka akibat serangan benda tajam bersarang di tubuhnya.

“Salah satunya yang paling parah luka tusukan di bagian perut hingga ususnya terburai,” terangnya.

Di samping melindungi anak bungsunya, khawatir kalau serangan senjata pisau dapur itu juga menyasar anaknya. Fani bangkit dari tempat dengan darah bercucuran dan usus keluar balik mengejar pelaku.

“Dan berhasil menancapkan pisau dapur yang ia rebut dari tangan pelaku hingga mengenai punggungnya. Sampai di depan gang rumah Fani, Amar langsung roboh dan beberapa saat akhirnya meninggal di tempat,” tuturnya.

Usai berhasil menusuk pelaku, kondisi Fani mulai melemah dan akhirnya roboh dalam posisi bersandar di dinding teras depan rumahnya.

“Sambil berteriak tolong, tolong bawa ulun (aku) ke rumah sakit. Teriak korban kala itu,” ujar Hasyim.

Kondisi terakhir korban saat ini sudah melewati masa kritis. Namun, belum bisa ditemui karena masa pengobatan pasca operasi.

Penuturan Orang Tua Amar

Sementara Amar telah dikuburkan ke alkah keluarga. Kedua orang tuanya merasa sangat terpukul dan sedih atas kehilangan putra sulungnya.

“Kami sangat terpukul, rasanya tidak sanggup menerima kenyataan ini. Ia sebenarnya anak yang sangat berbakti kepada orang tua. Hanya saja ia mempunyai penyakit gangguan jiwa,” tutur Ainun, ibunya Amar.

Dirinya membantah jika apa yang dilakukan anaknya akibat kehabisan obat pemenang yang biasa dikonsumsi anaknya. Bahkan ia menunjukkan kalau obatnya masih ada tersisa.

“Entah kenapa mungkin ini sudah takdir dari Allah jalannya seperti ini anak ulun meninggal dunia,” lirihnya.

Subuh di hari kejadian, menurut keterangan Ainun, Amar masih di dalam kamar berbaring dengan badan ditutupi selimut.

Tiba-tiba ketia Ainun salat sunah kabliah subuh, pintu dapur rumahnya terbuka dan kemungkinan Amar melihat pisau berada di atas meja dapur.

“Ulun pun lupa menyimpan. Mungkin pisau itulah ia bawa untuk mendatangi orang itu (Fani) ke rumahnya, kebetulan pintu rumahnya pun entah mengapa tidak dikunci. Akhirnya terjadilah peristiwa itu,” tutur Ainun.

Dirinya hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya lepada Allah SWT.

“Mudah-mudahan anak ulun meninggalnya dalam keadaan husnul khatimah, dan kami ikhlas menerimanya walupun berat,” doanya sembari meneteskan air mata.

Perkelahian maut terjadi di kawasan Alalak Tengah, Banjarmasin, yang mengakibatkan satu orang tewas bersimbah darah.

Insiden tragis ini terjadi di RT 02 Kelurahan Alalak Tengah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Pada Selasa (10/6/2025) tepatnya setelah waktu salat subuh.

Perkelahian tersebut melibatkan dua individu, yaitu Muammar (33), seorang warga RT 03, dan Irfani yang merupakan warga RT 02 di kelurahan yang sama.

Pertikaian fisik ini berujung pada tewasnya Muammar di lokasi kejadian, sementara Irfani mengalami luka serius dan harus dilarikan ke rumah sakit dengan kondisi usus terburai.

Saat ini, pihak Kepolisian Banjarmasin Utara masih melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap secara menyeluruh kronologi dan semua fakta yang terkait dengan insiden tragis tersebut.(yon/bay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh