Untuk perkirakan hasil panen, Penyuluh dan Mantri Tani Beruntung Baru lakukan ubinan. Para penyuluh maupun mantra tani dan petani Kabupaten Banjar, ini tetap menjaga ketahanan pangan dengan menanan padi, walaupun pandemic covid-19 masih merebak.
BANJAR,koranbanjar.net – Apa yang dilakukan petani dan penyuluh di Kabupaten Banjar, sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Sebab, dalam banyak kesempatan Mentan SYL meminta penyuluh, petani dan seluruh insan pertanian tetap turun ke lapangan.
“Seluruh insan pertanian harus turun ke lapangan, tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia,” kata dia.
Dan, ucap Mentan SYL, tetap bekerja memperjuangkan ketersediaan pangan serta tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menegaskan, pangan adalah masalah yang sangat utama.
Kita harus pastikan ketersediaan pangan. Karena pangan menentukan hidup matinya suatu bangsa. Petani harus tetap semangat tanam, semangat olah, dan semangat panen.
“Ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti di tengah wabah Covid-19,” katanya.
Tindak lanjut itu, Kelompok Tani (Poktan) Tunas Muda diketuai Ahmad Zakaria Desa Lawahan Kecamatan Beruntung Baru didampingi Penyuluh Erni Nikmah Kurniati SP dan Mantri Tani Sa’dillah Sa’ban S.TrP dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Beruntung Baru, melakukan pengubinan tanaman padi, Rabu (26/08/2020).
Pengubinan merupakan istilah yang biasa digunakan oleh petugas pertanian maupun statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen produk pertanian tidak hanya padi sawah.
Namun, teknik ini paling umum digunakan untuk memperkirakan potensi hasil gabah dalam luasan 1 hamparan atau 1 hektare.
Edy Sukoco SP selaku Kepala BPP Beuntung Baru menjelaskan, kegiatan pengubinan pada lahan sawah milik Poktan, varietas siam arjuna.
Pengubinan ini dilakukan bersama penyuluh, petani dan mantra tani di 2 titik pengambilan sampel ubinan. Adapun hasil ubinan 6 ton per hektare Gabah Kering Panen (GKP).
Edy Sukoco juga menambahkan, rendahnya produktivitas disebabkan oleh serangan OPT, yaitu walang sangit dan burung.
Tim BPP Beruntung Baru terus berupaya melakukan pendampingan dan melakukan penyuluhan pengendalian hama secara terpadu.
“Melakukan perkembangan tanaman serta spot demo pengendalian,” cetus Edy Sukoco, yang turut terlibat dalam pengendalian hama.
Harapan dia, musim tanam berikutnya produktivitas dapat meningkat. Dengan dibantu penyuluh pertanian, petani memiliki semangat tinggi untuk terus berinovasi meningkatkan produktivitasnya. (sukadi/bayu/bbppbinuang/dya)