Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar

Penyakit Busuk Pucuk dan Hama Kumbang Serang Tanaman Sawit di  Pelaihari

Avatar
2051
×

Penyakit Busuk Pucuk dan Hama Kumbang Serang Tanaman Sawit di  Pelaihari

Sebarkan artikel ini

Waspadai serangan penyakit busuk dan hama kumbang, demikian dikatakan Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Perkebunan dan Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Hortikultura dan Perkebunan (Distanhortibun) Tanah Laut Retno Nawang Sari SP.

TANAH LAUT,koranbanjar.net – Ini dikatakan Retno Nawang Sari saat kunjungi lokasi terjadinya serangan penyakit busuk pucuk dan hama kumbang pada tanaman kelapa sawit di Desa Tampang Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut, Selasa (25/8/2020).

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Ir. Sujayadi selaku POPT Kecamatan Pelaihari melaporkan, adanya serangan penyakit busuk pucuk dan hama kumbang Kwangwung menyerang tanaman kelapa sawit di Desa Tampang, Kecamatan Pelaihari.

Ada sekitar 5 hektare kelapa sawit berumur 2 tahun yang sudah menampakkan  gejalanya pada Agustus 2020 ini. Meski demikian serangan juga nampak di tempat lain di hamparan seluas 50 hektare milik Kelompok Tani (Poktan) Mekar Jaya.

“Gejala pelepah patah merata kami temukan dan perhatikan di Agustus ini, saya duga itu dimakan kumbang Kwangwung. Ada 5 hektare, tetapi luas hamparan seluruhnya ada 50 hektare,” katanya.

Sejauh ini belum ada tindakan riil untuk mengendalikan hama dan penyakit itu oleh petani.

Sujayadi menyarankan kepada Ketua Poktan untuk membuat surat atau proposal bantuan pestisida  ke Distanhorbun. Sambil menunggu bantuan pestisida jika ada, petani disarankan untuk mengedalian secara swadaya dengan pertisida merk dagang Nordox.

Yaitu, jenis fungisida dan bakterisida yang mengandung bahan aktif Copper Oxida 56 persen setara CU 500 persen.

“Buat proposal untuk bantuan pestisida yang sesuai dan sementara menunggu lakukan pengendalian dengan Nordox, merk dagang pestisida jenis cendawan, utamakan tanaman  tampak gejala serangan,” lanjut Sujayadi.

Retno Nawang Sari SP  dan Kepala Desa Tampang yang juga Ketua Poktan Mekar Jaya, Suyanto, mengunjungi kebun untuk memastikan adanya serangan penyakit dan hama pucuk.

Ditemukan bahwa ternyata bukan sekedar hama kumbang, tetapi ada juga serangan penyakit busuk pucuk yang sudah menyerang sampai titik tumbuh.

Bahkan sudah ada 2 tanaman yang mati akibat serangan penyakit itu. Atas hasil temuan itu, Retno menerangkan bahwa kasus ini akan dikomunikasikan oleh ke Dinas Perkebunan Provinsi.

“Di Distanhurbun Tala ada pestisida, tetapi diragukan apakah sesuai jika untuk mengendalikan OPT tersebut, akan kami komunikasikan ke Disbun Propinsi mendapatkan pestisida,” jelasnya.

Hal itu disampaikan sebagai jawaban atas permintaan bantuan pestisida oleh Kades Suyanto,  menanggulangi hama dan penyakit yang kini menyerang kebunnya.

Sebagaimana diketahui bahwa penyakit busuk pucuk merupakan penyakit penting pada tanaman kepala sawit. Penyakit busuk pucuk disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora.

Penyakit ini dapat menular melalui spora dari tanaman sakit dengan perantaraan air hujan, angin, atau serangga, khususnya kumbang tandak (Oryctes rhinoceros).

Penyakit sangat membahayakan bila sudah sampai menyerang titik tumbuh tanaman. Akibatnya pertumbuhan tidak sempurna, kerdil, bahkan bisa mati pucuk.

Menanggapi munculnya penyakit itu, Marhaenis Budi Santoso-Widyaiswara BBPP Binuang menghimbau agar Penyuluh Lapangan juga perhatian terhadap sektor perkebunan seperti kelapa sawit dengan mewasdai adanya OPT ini.

Bukan hal mustahil ini bisa menyerang di tempat lain. Amati dan laporkan sebelum banyak yang terserang.

“Sektor perkebunan jangan diabaikan. Di pelaihari saja ada ribuan hektar kelapa sawit petani, baik TBM maupun TM. Ini juga perlu dibina. Waspadai dan laporkan ke POPT perkebunan bila ada gejala serangan,” himbau Marhaen. (mbs/bbppbinuang/dya)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh