Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Penjual Gulali Asal Dalam Pagar, Kayuh Sepeda Pulang-Pergi Martapura-Banjarmasin Tiap Hari

Avatar
709
×

Penjual Gulali Asal Dalam Pagar, Kayuh Sepeda Pulang-Pergi Martapura-Banjarmasin Tiap Hari

Sebarkan artikel ini

Tanggung jawab penjual gulali, Iwan, terhadap keluarganya sungguh menyentuh. Betapa tidak, setiap hari dia harus pulang-pergi, mengayuh sepeda dari Desa Dalam Pagar Martapura ke Banjarmasin dengan jarak sekitar 65 kilometer, untuk berjualan gulali (gula-gula), dengan keuntungan paling banyak hanya Rp60.000 per hari. Seperti apa kisahnya, simak tulisan ini.

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Sudah hampir satu bulan terakhir koranbanjar.net mengamati, pejual gulali yang biasa mangkal di kawasan Jalan Raya Banjar Indah Permai, Kelurahan Pemurus Dalam, Kecamatan Banjarmasin Selatan atau di depan gapura Komplek Buncit Indah RT 07 RW 02, Kelurahan Pemurus Baru Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin ini.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Pejual gulali ini biasa terlihat dari pukul 16.00 WITA hingga 19.00 WITA, dan tidak pernah lewat dari pukul 00.00 WITA. Dia duduk menunggu orang yang membeli gulali dengan menggunakan sepeda bututnya, yang sudah terlihat karatan.

BACA JUGA ; Ketika Anak Yatim Penjual Balon Dijenguk ke Rumah, Tangis Ibunya Pecah

Penjual gulali ini bernama Iwan Setiawan (40), warga Desa Dalam Pagar, Kecamatan Martapura Timur, Kota Martapura. Saat ditemui koranbanjar.net pada Senin malam, (4/5/2021) pukul 21.30 WITA, di depan Gapura Komplek Buncit Indah, Iwan mengaku telah memiliki keluarga yang tinggal di Desa Dalam Pagar, Kabupaten Banjar.

Dia memiliki 4 anak, anak pertama masih sekolah di Ponpes Darussalam Martapura.

Ayah dari 4 anak ini setiap hari harus mengayuh sepeda dari Kota Martapura ke Banjarmasin hanya untuk berjualan gulali. Gulali dibelinya dari Banjarmasin yang beralamat di Jalan Pekapuran Raya, Kelurahan Pemurus Baru, Kecamatan Banjarmasin Timur, dengan harga modal Rp8.000 per bungkus.

Kemudian, dia menjual dengan harga Rp10.000 per bungkus. Keuntungan yang didapat dari 1 gulali Rp2.000. Terkadang Iwan membawa gulali ini 30 bungkus atau 40 bungkus setiap hari.

Jualannya terkadang habis, namun terkadang tidak. Gulali yang tidak laku, harus dia beli sendiri.

BACA JUGA ; MARAS! Curhat Dua Lelaki Senja Penjual Balon Dan Penarik Becak Jelang PSBB

Jika gulali yang dibawa terjual habis semisal 30 bungkus, maka Iwan bisa membawa keuntungan Rp60.000 diberikan kepada istrinya untuk kebutuhan di rumah.

Setelah selesai berjualan, setiap malam Iwan pulang dengan mengayuh sepeda melewati Jl Martapura Lama —arah Sunga Tabuk, red– dengan waktu 3 jam baru tiba di rumah. Meski demikian, Iwan tetap semangat mengais rezeki yang halal, karena dia harus menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang pendidikan yang tinggi.(mj-33/sir)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh