Penanggulangan masalah stunting harus dimulai jauh sebelum seorang anak dilahirkan (periode 100 HPK) dan bahkan sejak ibu remaja untuk dapat memutus rantai stunting dalam siklus kehidupan.
Oleh: Yuniarti,SKM.,MPH, Rusmilawaty,SKM.,MPH, Hj.Tri Tunggal,S.ST.,MSc
MENGINGAT permasalahan kesehatan remaja putri, Sebuah langkah yang tepat dengan melakukan edukasi stunting sejak usia remaja.
Karena, nantinya, mereka akan menjadi calon orang tua yang akan melahirkan generasi bebas stunting”.
Salah satu faktor resiko adalah ibu yang menderita anemia. Remaja putri memiliki risiko yang lebih besar menderita anemia karena remaja putri sering kali menjaga penampilan tubuh dengan mengurangi konsumsi makanan dan melakukan diet yang tidak sehat.
Diet yang tidak sehat dan tidak seimbang akan menyebabkan tubuh mengalami kekurangan zat gizi.
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan sebagai salah satu penguruan tinggi kesehatan turut mendukung program pemerintah dengan melakukan penyuluhan melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
Kegiatan ini dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswi Jurusan Kebidanan bekerjasama dengan Puskesmas Cempaka beserta Dewan guru dan penanggung jawab UKS serta anggota PMR dan remaja yang mempunyai faktor resiko kesehatan. Kegiatan di laksanakan di SMAN 3 Banjabaru.
Tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat melaksanakan kegiatan bersama mitra yaitu SMAN 3 Banjarbaru.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah penguatan deteksi dini factor resiko stunting dan peningkatan kualitas kesehatan remaja putri melalui:
1) Penguatan deteksi dini factor resiko dengan pemeriksaan kesehatan remaja (pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, pengukuran Lila, tes buta warna serta pemeriksaan haemoglobin).
2) Peningkatan Pemahaman remaja putri tentang stunting, anemia pada remaja, pengetahuan tentang gizi remaja dan komsumsi tablet tambah darah serta mengajak siswa untuk menjadi “Generasi Sadar Stunting” dan penandatanganan gerakan komitmen bersama mencegah stunting.
Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan beberapa kegiatan. Kegiatan pertama dilakukan bersama tim Puskesmas Cempaka untuk melaksanakan deteksi dini faktor resiko kesehatan remaja.
Antara lain pemeriksaan tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, lingkar lengan atas, pemeriksaan buta warna dan pemeriksaan Hemoglobin. Pada kegiatan ini juga diberikan tablet tambah darah.
Terdapat 83 remaja putri yang dilakukan skrinning dan ditemukan 26 remaja putri yang mempunyai faktor resiko kesehatan seperti, Anemia, Lila kurang dari 23,5 cm, Tinggi badan kurang dari 140 cm dan lingkar pinggang lebih dari 85 cm.
Kegiatan kedua tim pengabdian masyarakat melakukan penyuluhan kesehatan tentang stunting dan bahaya stunting, Anemia pada remaja, kebutuhan gizi remaja dan pentingnya komsumsi tablet tambah darah.
Pada kegiatan ini dilakukan makan jeruk bersama. Jeruk sebagai salah satu sumber Vit C akan meningkatkan absorbsi Tablet Tambah darah.
Tahapan ketiga Pendampingan dalam meningkatkan kesehatan remaja putri melalui kegiatan Pendampingan konsumsi tablet tambah darah, Edukasi faktor lain yang menyebabkan remaja anemia, Edukasi meningkatkan kesehatan reproduksi remaja dan Edukasi makanan bergizi bagi remaja.
Selain itu bersama seluruh anggota PMR dan Osisi tim melaksanakan Gerakan dan penandatanganan komitmen bersama mencegah stunting dengan “Generasi Sadar Stunting”. **