Dampak pandemi Covid-19 tak hanya dirasakan para pelaku usaha pada umumnya, namun juga pengrajin anyaman purun. Halimah, warga Desa Pabaungan Hilir, Kecamatan Candi Laras Selatan, mengaku usahanya menganyam purun mengalami penurunan luar biasa selama pandemi.
TAPIN, koranbanjar.net – Dia menceritakan, selama pandemi ini, penjualan barang berbahan purun yang ia kerjakan menurun dratis. Bahkan nyaris tidak ada pemintaan atau pesanan.
“Sebenarnya sebelumnya banyak pesanan. Untuk kotak tisu saja ada 150 kotak. Namun, setelah datangnya virus corona, semua pesanan di-cancel,” ujarnya.
Dia mengatakan, anyaman purun yang ia kerjakan bisa menjadi berbagai macam barang dengan puluhan model dan motif, di antaranya tas, dompet, kotak tisu, dan lainnya.
Berbagai produk olahan dari anyaman itu ia dagangkan secara konvensional maupun online. “Tapi sekarang peminat untuk penjualan online berkurang hingga 80 persen,” ucapnya.
Baca juga: Razia Masker di Tapin, 31 Orang Terjaring
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Halimah sementara ini banting setir membuat masker dari kain. “Penghasilan kurang lebih saja. Namun, syukur Alhamdulillah ada aja,” tutupnya. (MJ-031/dny)