Menjalankan Program Martapura Asri (Aman Bersih Rapi dan Indah) tidak semudah membalikkan tangan. Dari persoalan pengentasan jamban apung, pencemaran air, sampah, hingga anggaran.
BANJARBARU,koranbanjar.net – Dijelaskan Kadis Lingkungan Hidup (LH) Provinsi Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana, pihaknya masih memfokuskan untuk pengentasan jamban ampung.
“Terpenting bagaimana mensosialisasikan, mengedukasi untuk tidak lagi berkegiatan MCK langsung ke sungai,” jelasnya.
Juga diharapkannya, sektoral memegang tugas fungsinya di dalam sanitasi lebih masif lagi.
“Jadi kami lebih kepada apa yang dilakukan sektoral, bila tidak maksimal kami juga akan membantu,” katanya.
Selain itu, dirinya juga menyoroti soal keramba apung. Tetapi, ujarnya, selama itu tidak melebihi kemampuan jadi tidak masalah.
“Dimaksud kemampuan badan sungai menerima beban. Tentunya dalam pelaksanaan pembangunan tidak memakan badan sungai,” ucapnya.
Diungkapkannya, untuk Program Martapura Asri ditargetkan selesai pada tahun 2024. “Tapi harus realistis dengan keuangan, dengan mencoba menawarkan melalui hibah Kementerian PUPR,” ucapnya.
Program tersebut merupakan platform kolaborasi, dalam hal pengentasan jamban apung.
“Seperti tahun ini, Dinas Perkim ada juga melakukan pengentasan jamban apung. Apa yang dilakukan di sungai, jadi bagian penting dengan mencermati visi misi agar bisa terwujud,” jelasnya.
Kendala yang dihadapi selama ini, kurangnya gerak masyarakat dalam hal untuk mewujudkan Martapura Asri.
“Jadi bagaimana membangun kesadaran masyarakat menjadi nomor satu,” pungkasnya. (maf/dya)