Kasus pembunuhan berdarah tewasnya Sabriansyah (60) di kawasan kebun karet Desa Mangkauk Pengaron Kabupaten Banjar, karena luka tembak yang dilakukan oleh seseorang.
BANJAR,koranbanjar.net – Dari informasi masyarakat yang didapat, usut punya usut, korban memiliki semacam ilmu yang kebal dibacok. Sebelum korban ditembak, lebih dulu dibacok oleh para pelaku namun ditangkis oleh korban dan tidak terjadi apa-apa.
Salah satu pelaku yang kesal, mengeluarkan senpi dan menembak korban tepat di kepala dan korban terjatuh. Lalu, para pelaku lagi-lagi menghujani bacokan ke arah korban hingga korban tewas.
Ternyata, kejadian itu dipicu masalah lama persoalan lahan antara korban serta keluarganya dengan pihak perusahaan batubara di lokasi itu.
Informasi yang dikumpulkan, korban tidak pernah mendapat kompensasi ganti rugi dari perusahaan atas lahan miliknya.
Sebelum korban ditemukan tewas, anak korban Mahyuni (40) lebih dulu ke lokasi untuk membahas persoalan itu. Anak korban pun, ditemui oleh suruhan perusahaan yakni 30 orang preman menggunakan 5 mobil.
“Satu di antara orang-orang itu, menyahut dan ingin persoalannya pemblokiran jalan dibicarakan baik-baik,” katanya.
Dirinya pun menyarankan ke orang tersebut untuk membicarakannya dengan pemilik lahan yakni keluarganya. Lalu ia pergi bersama menggunakan satu mobil, dan empat mobil lainnya menunggu di lokasi.
Kemudian, korban Sabriansyah (60) mengira anaknya masih di lokasi, lalu menyusulnya. Sesampainya, korban tidak mengetahui apapun ada orang-orang suruhan perusahaan tersebut.
Lalu terjadilah peristiwa berdarah di Pengaron tersebut hingga korban ditemukan tewas bersimbah darah.
Menurut anak korban, ada 30 orang yang mengeroyok ayahnya. Dan juga ada 7 orang saksi yang melihat kejadian itu.
“Keluarga sangat berharap apart dapat menangkap para pelaku yang sudah menghilangkan nyawa Sabriansyah (60),” harapnya. (maf/dya)