Penerima vaksin di Kabupaten Batola sampai sekarang masih belum mencapai target. Dari 70 persen yang harus menerima vaksin sesuai arahan Presiden Jokowi, di Kabupaten Batola baru mencapai 33 persen.
BATOLA, koranbanjar.net – Capaian penerima vaksin yang masih belum mencapai target di Kabupaten Batola tersebut disampaikan Wabup Batola, H Rahmadian Noor.
“Presiden menyatakan hingga akhir Desember 2021 vaksinasi harus mencapai 70 persen. Beliau meminta seluruh kepala daerah bekerja keras bersama-sama, mulai dari Dandim dan Kapolres supaya ketersediaan vaksin segera habis,” kata Wabup.
Dia juga sudah menyampaikan kepada Kadinkes Batola bahwa, apabila stok vaksin habis segera sampaikan ke pusat untuk minta dikirim sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Faktor utama dari tidak tercapainya target vaksinasi di kabupaten/kota, lanjut dia, rata-rata karena rendahnya capaian vaksinasi akibat lambannya pasokan vaksin yang diterima, baik dari provinsi maupun pusat.
Di antara kabupaten/kota yang diminta menyampaikan capaian vaksinasi seperti Tanah Laut, Tapin, Kota Banjarbaru hingga Kabupaten Barito Kuala.
“Capaian vaksin di daerah untuk dosis pertama baru sekitar 23 persen, sedangkan dosis kedua sekitar 13 persen. Sementara target vaksinasi massal yang digelar di SMPN 2 Alalak sebnayak 3.167 dosis,” katanya.
Rendahnya capaian vaksinasi di Batola ini disebabkan ketiadaan vaksin. Kendati begitu, pihaknya terus berusaha melakukan komunikasi dengan pihak Kemenkes dan Kemendagri sehingga Batola berhasil mendapatkan pasok 20 ribu dosis dan berikutnya kembali mendapat drop 20 ribu dosis.
“Dengan stabilnya pasokan vaksin disertai kesiapan tenaga kesehatan (vaksinator) pelaksanaan vaksinasi di Batola bisa mencapai 50 persen, dan syukur-syukur jika target 70 persen di bulan Desember juga terialisasi,” ungkapnya.
Sebenarnya, urai Rahmadi, banyak faktor penyebab rendahnya pencapaian vaksinasi di Batola.
Selain stok vaksin, ketersediaan tenaga kesehatan yang terbatas ditambah faktor psikologi masyarakat yang sebagian memang ada yang takut divaksin.
Meskipun begitu, mereka tetap berusaha melakukan sosialisasi dan imbauan semaksimal mungkin supaya ketakutan-ketakutan serta pengaruh adanya berita yang tidak benar bisa hilang.
Supaya pula, ketika stok tersedia masyarakat siap divaksin sehingga target bisa tercapai.(mj-39/sir)