Mahasiswa S3 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Normalina memilih Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) untuk pengumpulan data penyusunan disertasi program S3 strukturalnya, Rabu (5/8/2020).
KANDANGAN, KoranBanjar.net – Normalina mengungkapkan, wawancara bersama Bupati HSS Achmad Fikry dimaksudkan untuk pengumpulan data penyusunan disertasi program S3 struktual di ULM dengan judul model Kepemimpinan Hijau dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan di Kalimantan Selatan.
Terpilihnya Kabupaten HSS sebagai lokasi disertasi dikarenakan wilayah ini memiliki keistimewaan, orang-orang di luar tahu bahwa HSS termasuk sebuah daerah yang mampu mempertahankan keberadaan hutan lindung tetap lestari.
“Asumsi kita adalah ini hasil peran dari pemimpinnya, kalau pemimpinnya peduli maka akan menjadi lebih baik. Kemudian, beliau memiliki inovasi yaitu bagaimana merubah karakter dan mindset masyarakat lebih cinta kepada lingkungan,” tuturnya.
Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HSS juga memiliki kemitraan dan pemberdayaan masyarakat adat, serta didukung oleh peraturan-peraturan daerah atau surat edaran Bupati yang mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat.
“Sebelumnya, saya tidak hanya berbincang bersama Bupati. Saya sudah ke tokoh adat, pejabat lain yang ada di HSS termasuk ke kantor KPH yang mengelola tentang hutan dan ternyata data yang kita ambil dari masyarakat kita konfirmasi lagi ke Bupati ternyata sesuai,” ungkapnya.
Dalam kesempatan sebagai narasumber, Bupati HSS Achmad Fikry menjelaskan bahwa di wilayah HSS masih terdapat banyak hutan dan pohon-pohon karena tetap terus dipertahankan.
“Alasan kita mempertahankan kelestarian hutan karena sumber air kita banyak berada di hutan Loksado, apalagi penduduk kita 89 persen adalah petani yang memerlukan air untuk bercocok tanam,” kata Bupati HSS.
Langkah yang diambil selama 5 tahun ini agar hutan tetap lestari adalah membangun jembatan gantung di Loksado, dengan harapan mobil besar seperti truk tidak ada dan tidak dapat masuk.
Bupati beralasan, karena kayu saat ini sangat berharga maka pihaknya menghindari tindakan eksploitasi hutan berlebihan yang mengakibatkan dampak kerusakan lingkungan.
“Alhamdulillah, mayoritas warga Loksado sangat memahami betapa pentingnya kelestarian hutan. Jadi kita buatkan jembatan yang muat mobil kecil, mereka sepakat asalkan bisa membawa hasil pertanian disana seperti karet, keminting atau kayu manis,” ujar Bupati HSS.
Selain Pemerintah Daerah, masyarakat turut ikut menjaga kelestarian lingkungan dengan menerapkan aturan tentang menebang pohon yakni aturan hukum adat.
“Ada larangan, tapi kita pemerintah harus ada juga strategi dalam menjaga hutan karena hutan di Loksado itu merupakan paru-paru kita, sumber air kita, wajib kita jaga,” tandasnya. (MJ-30/maf)