Seorang pemuda inisial MA (24) yang ikut terjaring dalam aksi dugaan balap liar (bali), meninggal dunia dan penyebabnya ditengarai setelah diminta petugas mendorong motor dari lokasi kawasan Perkantoran Gubernur Kalsel ke Polres Banjarbaru.
BANJARBARU, koranbanjar.net – Terkait hal itu Kapolres Banjarbaru AKBP Dody Harza terlebih dulu mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya pemuda itu.
“Semua ini sama-sama tidak kami inginkan. Semoga, ada solusi tepat berkaitan dengan permasalahan balap liar ini,” ucapnya.
Ia juga memastikan akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Banjarbaru untuk mencari solusi terkait bali.
“Mungkin bisa diberi wadah untuk para remaja menyalurkan bakatnya,” ujarnya, Senin (13/3/2023).
Ke depan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dishub dan Satpol PP Kota Banjarbaru untuk menangani aksi balap liar.
Pasalnya, keterbatasan armada menjadi persoalan saat menertibkan pembalap liar. Jadi, kendaraan yang terjaring tidak dapat semuanya diangkut.
“Walau armada terbatas, beberapa orang yang tidak sanggup kami angkut kendaraannya saat kemarin itu,” sebutnya.
Bali alias balap liar menjadi persoalan di Kota Banjarbaru. Karena aksi ini masyarakat kerap terganggu baik itu pengguna jalan atau masyarakat sekitar.
Bahkan, pihak Kepolisian sering menerima laporan terkait balap liar, maupun knalpot brong.
Tiap pekan, pihaknya selalu melakukan patroli di kawasan yang sering dijadikan arena balap liar. Terbaru, pihak Polres Banjarbaru berhasil menjaring 200 lebih pengguna motor yang diduga terlibat balap liar.
Sanksi pun diberikan kepada semua terduga pelaku balap liar. Dengan mendorong motor dari kawasan Perkantoran Gubernur Kalsel, Banjarbaru.
Hal itu, lantaran kekurangannya armada dari Kepolisian. Mengingat, jumlah yang terjaring bali hampir 250 kendaraan roda 2. (maf/dya)