Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Balangan

Pemuda Kampung yang Memiliki Segudang Impinan Membangun Desa

Avatar
672
×

Pemuda Kampung yang Memiliki Segudang Impinan Membangun Desa

Sebarkan artikel ini

KOTABARU, KORANBANJAR.NET – Semangat pemuda asal Desa Sengayam, Kecamatan Pamukan Baru, Kabupaten Kotabaru, Petrus Saputra untuk membangun desanya patut diacungi jempol. Selain menggerakkan pemuda setempat untuk membudayakan gotong royong, mempersiapkan penghijauan, mantan pedagang pisang ini juga telah bercita-cita ingin membangun sekolah di kampung halamannya.

“Sarana pendidikan di kampung saya sangat terbatas. Jangankan sarana gedung SMA, untuk gedung SD saja tersedia sangat jauh dari tempat tinggal saya,” ungkap Petrus kepada koranbanjar.net, belum lama tadi.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Oleh sebab itu, lanjut Petrus, dia sangat berkeinginan untuk membangun gedung sekolah di kampung halamannya. Tak hanya itu, cita-cita besar yang ingin diwujudkannya adalah membangun atau menyediakan sekolah, setingkat SMP atau SMA.

“Saya ingin sekali menyediakan gedung sekolah tingkat SD atau SMA di kampung. Karena kasihan anak-anak di kampung, kalau ingin sekolah sangat jauh menempuh perjalanan. Oleh sebab itu, saya sedang berusaha atau bertanya-tanya kepada pihak yang berwenang, bagaimana caranya bisa mendapatkan fasilitas sekolah di kampung saya,” jelasnya.

Bukan hanya itu, sambung Petrus, dia juga bercita-cita ingin menyiapkan pendidikan khusus tentang agama sesuai dengan keyakinannya.

Disinggung mengenai fasilitas infrastruktur di kampung halamannya, kader Partai Perindo Kotabaru ini menambahkan, persoalan infrastruktur di kampung halamannya juga sangat butuh perhatian dari pemerintah. “Sarana umum seperti jalan dan jembatan di tempat kami sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah. Setidaknya agar memudahkan anak-anak pelajar untuk pergi ke sekolah,” ujarnya.

Diceritakan, dulu semasa masih jadi pelajar SD, dia harus menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk pergi ke sekolah. Bahkan harus melewati jembatan yang darurat. “Kalau dulu, saya sekolah berjalan kaki puluhan kilometer. Kemudian menyeberang jembatan yang darurat. Setelah menyeberang jembatan, barulah saya bisa numpang di mobil truk. Jadi untuk pergi ke sekolah, saya harus berangkat dari rumah pagi-pagi sekali, supaya tidak telat,” pungkasnya.(sir)

 

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh