Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Banjar

Pemkab Banjar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah

Avatar
372
×

Pemkab Banjar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah

Sebarkan artikel ini
Pemkab Banjar rapat koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2023, Selasa (4/4/2023). (Sumber Foto: Kominfo Kabupaten Banjar/koranbanjar.net)

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ikhwansyah beserta Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banjar mengikuti Rapat Koordinasi (rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2023, Selasa (4/4/2023).

BANJAR, koranbanjar.net Pemkab Banjar mengikuti secara virtual, di Command Center Manis Martapura.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendagri Tomsi Tahir Balaw yang memimpin rakor mengimbau, agar mewaspadai kenaikan komoditas harga bahan pangan menjelang hari raya Idulfitri 1444 Hijriah.

Serta bagi kabupaten/kota yang belum mengirimkan data tentang operasi pasar murah dan sidak pasar agar secepatnya dikirim.

Karena data tersebut dibutuhkan untuk melakukan pemetaan penanganan terhadap daerah yang bersangkutan.

“Bagi kepala daerah yang tidak mengirimkan data, maka akan dianggap kebutuhan komoditas menjelang lebaran telah terpenuhi,” ungkapnya.

Sementara itu Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Puji Ismartini menerangkan, inflasi di bulan Ramadan dan menjelang lebaran. Inflasi bulan Maret 2023 lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Ia mengingatkan agar waspada terhadap kenaikan harga beberapa komoditas yang mungkin terdampak tingginya permintaan menjelang lebaran, seperti tarif angkutan udara, daging sapi dan daging ayam ras, bawang merah, dan lain-lain.

”Inflasi Maret 2023, 65 kota mengalami inflasi, serta 23 kota mengalami deflasi,” cetusnya.

Di pulau Jawa inflasi tertinggi di Kota Sumenep 0.67 persen, sedangkan di Pulau Kalimantan ada di Tanjung  sebesar 0,93 persen.

“Adapun komoditas andil terbesar yakni tarif air minum PAM 0,56 persen, ikan segar 0,10 persen, beras 0.08 persen serta bensin dan cabai rawit 0,06 persen,” rincinya.

Sedangkan menurut laporan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok  (SP2KP) Kemendagri, komoditas utama yang mempengaruhi peruban indeks perkembangan harga.

Yaitu, cabai rawit mengalami kenaikan harga di 143 kabupaten/kota, beras menyumbang kenaikan di 98 kabupaten/kota, sedangkan cabai merah penyumbang penurunan harga di 113 kabupaten/kota. (dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh