Kota Banjarbaru telah siap melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas pada 11 Oktober 2021 untuk sekolah-sekolah piloting. Hal ini merupakan tindak lanjut dari menurunnya status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Banjabaru menjadi level 2.
BANJARBARU,koranbanjar.net – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Banjarbaru Muhammad Aswan mengatakan, ada 25 SMP, 15 SD dan 14 TK atau PAUD sebagai sekolah piloting PTM di Banjarbaru. Tanggal 11 Oktober akan dimulai PTM untuk sekolah-sekolah piloting tersebut.
“PTM ini adalah sebuah gerakan bersama sehingga diharapkan dapat menerapkan protokol kesehatan atau Prokes, untuk keselamatan anak didik kita,” tuturnya.
Pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas ini pun akan dilaksanakan secara bertahap dan berdasarkan acuan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi covid-19.
Disdik bersama Komisi I DPRD juga telah memberikan bantuan alat prokes untuk SD dan SMP.
“Mudah-mudahan untuk taman kanak-kanak dan PAUD juga dapat dibantu nantinya,” ucapnya.
Untuk vaksinasi telah dilakukan sebelum persiapan PTM sudah 90 persen tenaga pendidik Banjarbaru tervaksin.
Sedangkan siswa SMP terdapat di 25 sekolah di Kota Banjarbaru jadi dari 25 ini tinggal 4 sekolah lagi yang belum, dan hari ini (7/10/2021) akan dilaksanakan vaksin sehingga nanti semua sekolah sudah mendapat vaksin tahap pertama untuk sekolah SMP.
Sementara itu, Wali Kota Banjarbaru M Aditya Mufti Ariffin menyampaikan, sambil menunggu Instruksi Mendagri kita lakukan Pembelajaran Tatap Muka terbatas.
“Dimana hal ini merupakan tindak lanjut dari menurunnya status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota Banjabaru menjadi level 2,” tuturnya.
Diharapkan dalam proses PTM terbatas ini tidak akan muncul masalah yang dihadapi oleh satuan pendidikan, baik itu pendidik maupun peserta didik.
Persiapan yang perlu dilakukan pada semua komponen yaitu persiapan kebijakan, sarana prasarana satuan pendidikan, warga satuan pendidikan, dan kesiapan orang tua peserta didik.
Satuan tugas penanganan covid-19 yang telah dibentuk memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat penting untuk mendukung penyelenggaraan pembelajaran tatap muka ini.
Dan untuk BPBD juga diharapkan bisa menyemprotkan desinfektan disetiap sokolah-sekolah piloting setiap dua hari sekali untuk sterilisasi ruangan, dan diharapkan tidak timbul klaster sekolah saat pelaksanaan PTM.
“Kita juga meminta komitmen dari pihak-pihak sekolah untuk menjalankan protokol kesehatan secara baik dan benar,” ucap Adit. (jwt/dya)