Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Kalsel

Pembacaan Manaqib Abah Guru Sekumpul di Mahligai Pancasila

Avatar
853
×

Pembacaan Manaqib Abah Guru Sekumpul di Mahligai Pancasila

Sebarkan artikel ini
Pembacaan Manaqib (riwayat hidup) Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul) digelar di Mahligai Pancasila Banjarmasin, Rabu (13/12/2023) malam. (Sumber Foto: Adpim Setdaprov Kalsel/koranbanjar.net)

Pembacaan Manaqib (riwayat hidup) Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul) digelar di Mahligai Pancasila Banjarmasin, Rabu (13/12/2023) malam.

BANJARMASIN,koranbanjar.net – Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor atau Paman Birin mengundang TGH Sa’duddin Salman (Imam Musala Arraudah Sekumpul Martapura) untuk mengisi pembacaan manaqib tersebut.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Acara yang dihadiri para habaib dan ulama, pejabat dan karyawan lingkup Pemerintah Provinsi Kalsel dan tokoh itu, turut disaksikan ribuan masyarakat Kota Banjarmasin dan Banjarbaru.

Ditambah dari Kabupaten Banjar, Barito Kuala dan sekitarnya, juga putra Paman Birin, H. Sandi Fitrian Noor

Jemaah manaqib bahkan sudah memadati area dalam dan luar Mahligai Pancasila sebelum salat Magrib, kendati prosesi manaqib dimulai pukul 20.00 Wita atau setelah salat Isya.

Paman Birin dalam sambutannya mengatakan, masyarakat Kalsel sejatinya bersyukur karena memiliki dua ulama besar yakni Satu Kelampayan dan Abah Guru Sekumpul yang memberikan cahaya untuk Banua tercinta ini.

“Terima kasih atas kehadiran semuanya dan mohon maaf jika ada kekurangan dalam pelayanan kami,” ujarnya.

Tak lupa Paman Birin mengajak jemaah membacakan QS Al-Fatihah untuk rakyat Palestina yang masih dalam situasi perang dengan Israel.

TGH Sa’duddin Salman di awal penyampaian manaqib, menyinggung tentang akhlak Abah Guru Sekumpul yang tidak mau memberatkan orang lain atau tidak mau membebankan orang yang mengundangnya hadir.

Akhlak lain Guru Sekumpul adalah pemurah atau suka menolong orang lain dan beberapa bakti dengan orangtua dan para guru-gurunya.

“Mudahan kita bisa meniru akhlah-akhlak beliau (Abah Guru Sekumpul,red), tidak bisa banyak, sedikit yang bisa diikuti,” ujarnya.

Disebutkan, Abah Guru Sekumpul merupakan zuriat ke-8 dari Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (Datu Kelampayan) yang lahir pada malam Rabu tanggal 27 Muharram 1361 H (11 Februari 1942 M) di Desa Tunggul Irang Seberang, Martapura Kabupaten Banjar.

Dari beberapa referensi tentang Abah Guru Sekumpul, disebutkan ketika lahir ia diberi nama Qusyairi, namun karena sering sakit kemudian namanya diganti menjadi Muhammad Ayahnya bernama Abdul Ghani dan ibunya, Masliah.

Semasa muda mendapat pendidikan yang baik dari ayahnya dan neneknya yang bernama Salabiah dan di lingkungan keluarga ia mendapat didikan yang ketat dan disiplin serta mendapat pengawasan dari pamannya, Syekh Semman Mulya.

Pada usia 5 tahun belajar al-Qur`an dengan Guru Hasan Pesayangan dan pada usia 6 tahun menempuh pendidikan di Madrasah Kampung Keraton.

Pada usia 7 tahun masuk ke Madrasah Diniyyah Pondok Pesantren Darussalam Martapura.

Pembacaan Manaqib Abah Guru Sekumpul diakhiri dengan pembacaan wirid dan doa yang dipimpin KH Wildan Salman. (adpim/dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh