Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi pada daerah yang jauh dari keberadaan petugas kesehatan, peran serta masyarakat untuk membantu korban dalam keadaan kegawatdaruratan menjadi sangat penting sebelum ditangani oleh petugas kesehatan (Sudiharto, 2011).
Oleh: Nasrullah W, MMRS. Dr. Agus Rahmadi, A.Kep, M.Si.Med. Bisepta Prayogi S.Kep.Ners.,M.Kep
HENTI jantung merupakan salah satu kondisi kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa serta mengakibatkan kematian jika tidak ditangani segera.
Kejadian henti jantung di luar rumah sakit sebagian besar terjadi di rumah dan tempat-tempat tertentu saat melakukan aktivitas.
Henti jantung yang terjadi di luar rumah sakit, merupakan kondisi yang seringkali mengancam nyawa seseorang.
Seperti yang kita tahu kondisi kegawat daruratan dapan terjadi dimanapun dan kapan saja maupun dirumah sakit dan juga diluar rumah sakit, sudah menjadi tugas petugas kesehatan untuk menangani hal tersebut.
Tidak menutup kemungkinan kondosi kegawatdaruratan seperti henti jantung mendadak dapat terjadi pada daerah yang sulit dijangkau petugas kesehatan, maka dari hal tersebut pera.
Serta masyarakat untuk membantu korban sebelum ditemukan oleh petugas kesehatan menjadi sangat penting.
Mengingat pentingnya bantuan hidup dasar dalam menentukan tingkat keberhasilan tindakan medis selanjutnya serta kelangsungan hidup penderita, maka tim pengabdian masyarakat Jurusan Keperawatan Poltekkes Banjarmasin melakukan pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP) bagi siswa SMAN 3 di wilayah Banjarbaru Kota guna melatih kemampuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) siswa sejak dini.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat Tanggal 15 November 2024 yang diikuti oleh siswa SMAN 3 Banjarbaru. Peserta terdiri dari anggota Pramuka sebanyak 15 orang dan anggota PMR sebanyak 15 orang.
Pada saat kegiatan pelatihan dilaksanakan, siswa-siswa tampak antusias dalam menyimak dan mempraktekkan teknik Bantuan Hidup Dasar.
Semua siswa secara bergiliran melakukan tindakan BHD dengan bimbingan dari dosen Poltekkes Banjarmasin. **