Pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona (Covid-19) kabur dari Rumah Sakit Idaman (RSID) Banjarbaru, saat dirinya dirawat di ruang isolasi usai menjalani pemeriksaan rontgen dada, hasilnya pasien tersebut menderita penyakit pneumonia.
BANJARBARU, koranbanjar.net – Tak hanya sampai disitu, pemeriksaan laboratorium turut dilakukan. Hasil mengarah ke Covid-19, dengan igg atau igm reaktif. Meski tidak ada riwayat ke luar Banjarbatu dan tidak ada kontak dengan pasien Covid-19, nyatanya pasien memiliki keluhan utama sesak selama 3 hari, demam 4 hari, dan batuk 3 hari.
Hal itu disampaikan, Kabag TU RSDI Banjarbaru Firmansyah. Kata dia, pasien yang diduga merupakan pedagang sate di Pasar Ulin Raya itu sempat diterapi dokter spesialis RSID Banjarbaru.
“Pasien sempat dirawat di ruang isolasi, pada tanggal 23 Mei pukul 13.30 Wita. Infus dilepas sendiri oleh pasien. Kemudian, pukul 16.54 Wita kepala ruangan melaporkan pasien tak ada di ruangannya. Sejenak setelah perawat memeriksa pasien tersebut, beralih ke kamar pasien yang lain,” ungkap Firman kepada koranbanjar.net, Selasa (26/5/2020), saat ditemui di RSID Banjarbaru.
Menurutnya, pasien keluar RSID Banjarbaru melalui tangga darurat. Sesuai rekaman kejadian di cctv, pasien dibonceng laki-laki yang diduga anak pasien.
“Tim security mencari pasien pukul 18.00 Wita. Tim RSID melapor ke gugus tugas untuk membantu mencari pasien. Hingga kini, pasien belum ada kembali ke RS,” tuturnya.
Diakui Firman, pasien telah menjalani rapid tes hasilnya reaktif. Kemudian, pasien juga telah diswab tapi hasil yang sudah dikirim ke BBTKLPP Banjarbaru belum keluar.
“Kenapa kami bisa kecolongan, karena namanya pintu tangga darurat tidak bisa dibuka dari luar kecuali orang dari dalam. Pintu tidak boleh dikunci, karena sebagai cadangan ketika ada kejadian kebakaran,” paparnya.
Jalur evakuasi, lanjutnya. Tangga darurat posisinya dipojok dan sebenarnya tidak boleh dikunci. Gara-gara adanya PDP kabur, kini tangga darurat mesti dipasang rantai gembok. (ykw/maf)
