Pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona (Covid-19), kabur dari Rumah Sakit Idaman (RSID) Banjarbaru. Bahkan, pihak Kelurahan Landasan Ulin Timur turut mencari hingga ke hutan. Lantaran pasien tersebut, diketahui merupakan warganya sesuai kartu tanda penduduk (KTP) yang tertera.
BANJARBARU, koranbanjar.net – Namun informasi yang beredar di media sosial (medsos), disayangkan Lurah Landasan Ulin Timur Deny Adi Surya. Karena banyak hoaks, terkait kabar kaburnya pasien tersebut.
“Kebetulan, sesuai KTP memang warga kami. Kami sudah tiga hari mencari, sampai ke hutan. Beberapa anak buah saya, ada yang menetap di hutan sana. Dan sudah mencari ke tempat lain, ke sana kemari tetap saja belum ketemu,” ujar Deny saat ditemui, Rabu (27/5/2020), di kantornya.
Lurah itu menjelaskan, rapid tes pasien memang dinyatakan reaktif. Tapi, yang bersangkutan belum bisa dipastikan positif Covid-19 karena hasil swab belum keluar.
“Saya minta, agar tidak termakan berita hoaks mengenai pasien kabur itu. Gara-gara (berita) itu, masyarakat resah bahkan sampai berniat mau mengusir (keluarganya),” kata dia.
Diakui Deny, pihaknya meminta keluarga melakukan rapid tes dan semua kooperatif. Bahkan, tidak ada penolakan.
“Asalkan kita komunikasikan dengan baik, mereka mau saja. Kita ini bukan menghadapi penjahat, tapi orang sakit perlu dirawat dan dibantu. Terbukti, semua keluarganya saat kami minta mau dirapid tes. Mereka semua juga ingin memastikan, apakah terpapar (Covid-19) atau tidak,” ucapnya.
Dari beberapa keluarga yang dirapid tes, memang ada yang dinyatakan reaktif. Sedangkan, swab tes baru dilakukan, Rabu (27/5/2020) di Rumah Sakit Idaman Daerah RSID Banjarbaru.
“Kemungkinan, beliau (pasien kabur) takut atau apa ya kemarin itu makanya sampai sekarang tidak ketemu,” tuturnya. (ykw/maf)