Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Pasca Kebakaran Pekapuran, Mumun Tak Bisa Mencari Nafkah Berjualan Rujak

Avatar
298
×

Pasca Kebakaran Pekapuran, Mumun Tak Bisa Mencari Nafkah Berjualan Rujak

Sebarkan artikel ini

BANJARMASIN, koranbanjar.net- Pasca kejadian musibah kebakaran di Pekapuran, Mumun (43) seorang penjual rujak harus kehilangan gerobak sekaligus rumahnya yang turut terbakar.

Kamis (19/12/2019) malam saat jurnalis koranbanjar.net berjalan kaki memasuki Jalan Pekapuran B Laut.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Kemudian memasuki ke Gang Makmur RT 07 RW 01 dan blusukan ke Gang Sriwijaya RT 08 RW 01 Kelurahan Pekapuran Laut Kecamatan Banjarmasin Tengah, melihat puluhan korban tengah duduk seperti tak menyangka rumah yang dulu ditempatinya sudah nyaris tak ada rangkanya.

Saat melintas terlihat Mumun sedang berkeluh kesah kepada tetangganya.

“Kemana lagi mengadu, kalau bisa minta bantuan saja untuk membangun rumah, karena saat hari hujan kemana kami harus berteduh,” tuturnya.

Seorang penjual rujak sekaligus ibu rumah tangga, juga rumahnya ikut di lahap api itu hanya bisa berharap kepada siapa saja yang sudah mengetahui peristiwa kebakaran menghanguskan 42 rumah itu, agar bisa memberikan kepedulian lebih dari makan dan pakaian.

“Siapapun yang mendengar kami khususnya pemerintah, kami berharap agar dibantu tempat untuk berteduh saja sudah sangat cukup. Supaya tidak kepanasan dan kehujanan, pastinya agar kami bisa tidur,” tuturnya.

Ia berharap uluran tangan pemerintah, agar memberikan tempat berteduh, bahkan menurutnya tak perlu memberi makanan maupun uang.

“Mudahan Pemerintah Kalsel mau memberi seng, kayu-kayu, maupun dibangunkan rumah, karena yang dibutuhkan tempat berteduh,” ungkapnya.

Meskipun mengalami musibah hebat, Mumun masih bersyukur masih diberi kesehatan, karena tidak mengalami luka apapun, seperti hal pamannya H Rahmadi yang terkena luka bakar hampir 80 persen, sedangkan istri H Rahmadi juga ikut terkena luka bakar di bagian lengannya.

Paman dan tante dia mengalami luka bakar cukup serius dan dilarikan ke RSUD Ulin malam itu, kemudian hanya pamannya yang akan di operasi, karena sudah sangat parah.

Menurut Mumun, awal mula pamannya selamat. Namun, korban masuk kembali ke dalam rumah hanya untuk menyelamatkan motor pelanggan yang ada di bengkelnya, sedangkan istrinya bernama Setyawati luka bakar di lengan karena sempat terjebak di dalam rumah tidak bisa keluar.

Mereka berdua pun menjadi korban luka bakar karena dijatuhi reruntuhan api yang jatuh dari atas atap.

Selembar baju pun tak ada terselamatkan dari kebanyakan warga menjadi korban, mereka mengaku, mau makan pun tak bisa karena kepikiran rumah menjadi arang.

“Makan saja sampai muntah dari mulut, memikirkan untuk tidur seperti apa. Kue secuil pun tiba-tiba keluar karena sudah tidak terasa lagi,” jawabnya lirih.

Mumun merupakan ibu satu orang anak, dari suami yang belum memiliki pekerjaan.

Saat terjadi kebakaran ia berada di dalam rumah, saat itu ia membuka dapur, ternyata asal api berasal dari rumah tantenya, H Rahmadi dan Setyawati.

Api berasal dari atap rumah pamannya, kemudian api menjalar ketempatnya.

Berdekatan, api tersebut menjalar karena rumah pamannya tersebut sudah sangat lapuk.

Bertepatan kebakaran hebat itu, Mumun mengisahkan besok anaknya hari pertama akan turun kerja, karena diterima di salah satu usaha kecantikan.

Anaknya baru lulus sekolah SMA tahun 2019 ini, bernama Safarina (20) baru besok hendak turun bekerja dia harus mengalami hal seperti ini.

“Kami hanya bisa pasrah dengan kejadian ini, dan berharap uluran tangan masyarakat yang lebih berkecukupan ataupun pemerintah,” tandasnya.

Duit sepeser pun tak ada dipegangnya, untuk berbelanja, ia hanya menunggu bantuan orang lain dan sampai malam itupun belum dibagi bantuan.
(ags/dya)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh