Pantauan Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terhadap perkembangan harga elpiji 3 kilogram ternyata masih belum stabil.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Sekretaris Komisi III DPRD Kalsel Gusti Abidinsyah, Rabu (10/7/2024) di Banjarmasin mengungkapkan hasil penelusuran di lapangan, ternyata harga elpiji 3 kg di luar pangkalan atau agen masih belum stabil alias masih tinggi.
“Paling murah tiga puluh ribu satu biji, bahkan masih ada yang jual di atas harga itu,” ungkapnya.
Informasi tersebut ia dapatkan ketika melakukan pengecekan di beberapa wilayah yang berada di Kabupaten Banjar.
Beberapa Kepala Desa ia kumpulkan guna menggali informasi mengenai harga elpiji 3 kg hingga sampai hari ini.
“Harganya ada yang standar, ada pula di atas harga standar, kemudian ada yang masih langka, sulit didapat, mudah didapat, kapasitasnya atau kuotanya sekian, dapatnya cuman sekian. Ini yang membuat bingung masyarakat,” beber Politikus Partai Demokrat itu.
“Bahkan kadang-kadang masyarakat sudah terdata, pada saat diambil habis barangnya. Ini persoalan sekarang yang dihadapi masyarakat,” sambung Abidinsyah biasa dirinya dipanggil.
Lanjut Abidinsyah, dirinya kembali mengingatkan PT (Persero) Pertamina dan Hiswanamigas soal pengawasan kepada para agen hingga ke pangkalan.
“Kami akan coba lagi menanyakan hal ini Pertamina dan Hiswanamigas bagaimana penyaluran-penyaluran di lapangan,” ucapnya.
Mengingat bahwa elpiji 3 kg adalah gas subsidi yang sangat dibutuhkan masyarakat berpenghasilan rendah atau kurang mampu.
“Paling tidak harganya harus terkontrol, jangan jor-joran di bawah kasihan masyarakat,” tegas Abidinsyah seraya meninggikan suaranya.
Untuk diketahui dibalik hasil penelusurannya ditemukan beberapa permasalahan terkait penyaluran elpiji 3 kg.
“Kita menerima laporan keluhan dari beberapa Kepala Desa di wilayah Kabupaten Banjar,” akunya.
Para Kepala Desa ini mengeluh harganya terjangkau barangnya justru langka, ada yang harganya lebih tinggi dan barangnya ada malah dihentikan, banyak lah kasusnya terkait penyaluran gas melon ini.
“Ini akan kita coba pertanyakan lagi dengan pihak Pertamina dan Hiswanamigas mudah-mudahan setelah Pansus ini selesai akan kita agendakan,” pungkasnya.
Terhadap agen atau pangkalan yang nakal dalam menaikan harga, Abidinsyah minta PT Pertamina (Persero) dan Hiswanamigas lebih tegas lagi melakukan teguran.
“Cabut aja ijin usahanya langsung tanpa perlu ada peringatan. Soalnya kasus langka hingga kenaikan harga yang tak terkontrol untuk elpiji tiga kilogram ini sudah berulang-ulang terjadi,” tandasnya mengakhiri wawancara. (yon/bay)