Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Tabalong

Pameran Bonsai PPBI Tabalong, Pria Asal Desa Hayup Haruai Juara I Lomba Kreasi Bonsai

Avatar
546
×

Pameran Bonsai PPBI Tabalong, Pria Asal Desa Hayup Haruai Juara I Lomba Kreasi Bonsai

Sebarkan artikel ini
Ruswanto, warga Desa Hayup, Kecamatan Haruai Tabalong memamerkan bonsai hasil karyanya. (foto : arif)
Ruswanto, warga Desa Hayup, Kecamatan Haruai Tabalong memamerkan bonsai hasil karyanya. (foto : arif)

Lomba kreasi bonsai menjadi salah satu rangkaian dalam Pameran Bonsai yang digelar oleh Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Kabupaten Tabalong, Minggu (12/12/2021).

TABALONG, koranbanjar.net – Dalam lomba ini, Ruswanto warga Desa Hayup, Kecamatan Haruai, Kabupaten Tabalong ditetapkan sebagai juara pertama oleh para dewan juri.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Bonsai karya Ruswanto sendiri mengangangkat tema tentang kesederhanaan dengan baku jenis pohon cemara yang disediakan pihak pelaksanana.

“Kita berawal dari kesederhaan sambil terus belajar,” ujar Ruswanto usai menerima penghargaan juara pertama.

Selama mengikuti lomba kreasi bonsai, Ruswanto mengatakan sempat sedikit mengalami kesulitan. Sebab bahan baku yang disedikan panitia berupa pohon cemara merupakan jenis pohon yang pertamakalinya ia kreasikan menjadi bonsai.

“Jujur baru ini menghadapi bahan cemara dan baru ini kumpul sama komunitas,” katanya.

Atas raihan prestasinya, Ruswanto pun mengaku sangat senang dan sedikit tidak percaya bahwa dirinya yang baru pertamakali ikut lomba kreasi bonsai mampu meraih peringkat pertama.

“Soalnya yang kita hadapi ini para senior. Jujur saya baru pemula,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua PPBI Tabalong Ahmad Syahrani mengatakan, dalam lomba kreasi bonsai ini ada sejumlah indikator yang menjadi penilaian para dewan juri. Salah satunya yakni, gerak dasar.

“Gerak dasar itu ada alur geraknya kemudian gayanya dan karakter pohon,” ucapnya.

Penilaian selanjutnya dilihat dari kerapian saat peserta melakukan pengawatan terhadap bonsainya.

“Kerapian pengawatan bisa searah jarum jam melilitnya. Setelah dililit lalu ditekuk, penekukannyapun harus searah jarum jam. Kalau terbalik itu menyebabkan posisi kawat tidak mengikat dengan kuat longgar jadinya,” jelas Ahmad.

Tak hanya itu, pohon yang dibuat oleh peserta juga harus terkandung pesan apa yang ingin disampaikan melalui karyanya.

“Karena masing-masing orang itu punya gaya karakter pohon yang diinginkannya seperti apa,” terangnya.

Ahmad menambahkan, lomba kreasi bonsai ini diikuti 15 peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Tabalong.

Sedangkan untuk dewan juri, ada lima orang yang seluruhnya adalah anggota PPBI Tabalong. (mj-42/sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh