Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Opini

Optimalisasi Peran Suami dan Masyarakat Support Lancar ASI di Desa Kelampaian Ulu Kabupaten Banjar Tahun 2024

Avatar
391
×

Optimalisasi Peran Suami dan Masyarakat Support Lancar ASI di Desa Kelampaian Ulu Kabupaten Banjar Tahun 2024

Sebarkan artikel ini
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin turut mendukung program pemerintah untuk meningkatkan cakupan ASI melalui kegiatan pengabdian masyarakat. (Sumber Foto: Poltekkes Banjarmasin)

Menyusui dengan pemberian ASI adalah salah satu cara paling efektif untuk menjamin kesehatan dan kelangsungan hidup anak. ASI sebagai makanan terbaik karena mengandung berbagai jenis nutrisi yang bermanfaat bagi bayi di tahap awal kehidupannya.

Oleh: Hapisah,S.Si.T.,M.PH, Rafidah, S.Si.T,M.Kes, Rusmilawaty, SKM., MPH

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

WHO merekomendasikan pemberian ASI selama enam bulan pertama kehidupan bayi  yang di sebut dengan ASI Ekslusif.

Pemberian ASI eksklusif dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi, menjamin kesehatan bayi dan memenuhi kebutuhan gizi.

Pemberian ASI secara optimal dapat mencegah 1,4 juta kematian Balita di seluruh dunia setiap tahun dan mengurangi kematian karena infeksi pernapasan akut dan diare 50-95%.

Jika  bayi tidak diberikan ASI eksklusif anak memiliki resiko 61 kali lebih besar mengalami stunting dibandingkan anak yang diberikan ASI eksklusif.

Saat ini cakupan ASI Eksklusif di Indonesia sebesar 61,5%, cakupan ini masih jauh dibawah target nasional sebesar 80%.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, cakupan ASI Eksklusif sebanyak 53% dan Kabupaten Banjar sebesar 45,5% dan mengalami penurunan 3 tahun terakhir.

Penyebab utama rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusip antara lain banyak ibu-ibu dan keluarga yang belum sepenuhnya memahami pentingnya ASI eksklusif untuk kesehatan bayi dan ibu.

Minimnya dukungan dari suami yaitu masih ada suami yang kurang terlibat dalam proses menyusui, baik karena kurangnya pengetahuan atau anggapan bahwa menyusui adalah tanggung jawab ibu sepenuhnya.

Optimalisasi Peran Suami dan Masyarakat Dalam Support Lancar ASI di Desa Kelampaian Ulu. (Sumber Foto: Poltekkes Banjarmasin)

Sebagai bentuk kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin sebagai salah satu penguruan tinggi kesehatan turut mendukung program pemerintah untuk meningkatkan cakupan ASI melalu kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada (21/06).

Hapisah, S.Si.T.,MPH menyampaikan Tema dalam kegiatan ini adalah  Optimalisasi Peran Suami Dan Masyarakat Dalam Support Lancar ASI Di Desa Kelampaian Ulu kepada peserta kurang lebih 36 orang yang terdiri dari ibu hamil, suami, kader dan masyarakat yang bisa membantu ibu dan keluarga memahami pentingnya ASI serta memberikan dukungan praktis di lapangan.

Para peserta  terutama suami, tidak hanya mendapatkan teori tentang manfaat ASI, komposisi ASI, cara menyusui yang benar, makanan bergizi untuk meningkatkatkan kualitas dan kuantitas tetapi juga belajar secara langsung  metode untuk melancarkan ASI dengan cara perawatan payudara dan pijat oksitosin.

Pijat oksitosin merupakan terapi kesehatan yang banyak digunakan masyarakat untuk mengatasi pegal-pegal, mengusir rasa lelah, sampai membantu memperlancar air susu Ibu (ASI) selama proses menyusui.

Gerakan memijat  pada tulang belakang ibu akan membuat ibu merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri dan mencintai bayinya, sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI pun cepat keluar.

Hormon oksitosin akan keluar melalui rangsangan ke puting susu melalui isapan mulut bayi karena semakin sering bayi menyusui, maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak.

Hasil yang di capai dari kegiatan ini adalah antusiasme dan rasa ingin tahu peserta tinggi terutama ibu hamil dan kader Kesehatan dalam mempraktikkan teknik yang diajarkan. Mereka menyadari pentingnya perawatan payudara dan manfaat pijat oksitosin dalam mendukung produksi ASI.

Para suami yang ikut dalam penyuluhan menyadari peran mereka dalam mendukung proses menyusui dan berkomitmen untuk menerapkan keterampilan ini secara rutin selama masa menyusui, karena mereka memahami dampaknya pada kelancaran produksi ASI dan kenyamanan ibu. **

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh